Sebenarnya saya menganggap berita mengenai pernikahan kedua Aa Gym adalah hal lumrah dan biasa, toh tak ada salahnya ketika seorang lelaki memutuskan – dengan segala pertimbangan – untuk menikah lagi, selama dia mampu dari segi fisik, waktu dan finansial, dan paling utama, merasa mampu berbuat adil buat pasangannya, Why NOT? Dan terlebih ini adalah kepentingan yang sangat INDIVIDUAL, dan bukan suatu persinggungan langsung dengan kepentingan PUBLIK.
Memang, Abdullah Gymnastiar adalah ulama dan menjadi panutan banyak orang, yang setiap hari bersinggungan dengan umatnya, sehingga bukan hanya perkataan beliau yang didengar, tapi perilaku beliau pun akan menjadi sorotan jamaahnya. Bahkan tanpa beliau inginkan, oleh media sosoknya dijadikan ikon selebritas yang kemudian menjadi penghias tabloid gosip dan infotainment. Olehnya itu, banyak yang secara tanpa sadar beranggapan dan menginginkan sebuah sosok KESEMPURNAAN pada diri Aa Gym. Tidak ada yang salah menurut saya, KESEMPURNAAN merupakan puncak tertinggi dari pencapaian spiritual hamba Allah SWT, dan wajar kalau semua hambaNya menginginkan maqam tertinggi itu. Dan pendapat saya pribadi, keputusan menikah Aa Gym ada hubungannya dengan loncatan maqam spiritual yang hendak beliau jalankan. Dan bukan sekedar persoalan nafsu semata-mata, sebagaimana yang diungkapkan oleh banyak orang yang sinis menanggapi berita ini.
Namun, yang menjadi pertanyaan saya adalah, apakah definisi dan ukuran KESEMPURNAAN dari seorang jamaah/umat untuk menilai pemimpin/ulama nya? Apakah ukuran itu bebas dari ego dan pendapat pribadi mereka? Mengapa semua orang menganggap steoreotip terhadap perilaku POLIGAMI? Poligami ada dalam hukum Islam. Bahkan juga dibenarkan oleh agama lain; Hindu, Yahudi, Kristen. Silahkan klik ke wikipedia (bahasa Indonesia, dan english).
Dan kalau tidak mau menganggap diri munafik dan sok suci, poligami jauh lebih mulia dan gentlemen daripada nikah siri, perselingkuhan, perzinaan, ‘jajan’ di lokalisasi dan yang lainnya. Tapi terlepas dari semua itu, sekali lagi saya tekankan; PENDAPAT PRIBADI yang muncul dari kekhawatiran terhadap BAIK dan BURUK hendaknya disingkirkan. Jangan kemudian melakukan generalisasi terhadap semua orang, apalagi kemudian membatasi kepentingan INDIVIDUAL nya untuk meingkatkan kedekatan kepada sang Maha KUASA.
Saya punya mimpi, seandainya sang Uswatun Hasanah, Rasulullah Muhammad al-Mustafa Abi al-Qasim SAWW hadir ditengah-tengah kita saat ini, dan dengan demikian juga mempraktekkan poligami beliau dengan istri-istrinya, apakah masyarakat akan ‘rela dan ikhlas’ menerima beliau SAWW sebagai junjungan dan rujukan dalam beragama? Nah…
Rasulullah SAW hanya menikah setelah Khadijah ra wafat, juga Imam Ali bin Abi Thalib kw baru menikah lagi setelah Fatimah ra wafat dan menurut riwayat, Rasulullah SAW berkeberatan ketika Imam Ali hendak berpoligami karena mengkhawatirkan perasaan putrinya…
seandainya Rasulullah SAW masih hidup, mungkin kita bisa tanyakan, kenapa baru mau berpoligami setelah istri pertama nya wafat?
kalo saya bisa mengeluarkan pertimbangan pribadi, mungkin kah kondisi saat itu, dimana Islam belum tegak sempurna menjadi alasan beliau?
wallahu ‘alam…..tp fakta menyatakan bahwa Nabi melakukan poligami….:p
Apakah manusia selain Nabi bisa adil? sama saja kita bertanya, apakah ada manusia selain Nabi bisa masuk syurga, karena salah satu syarat masuk syurga adalah beriman, sementara adil adalah salah satu sendi iman (sosial side)….?
so, mari kita serahkan kepada masing2 individu….kalo Aa Gym mau poligami, it’s his right to do that…not our business to classify it as SIN or BAD thing….(SINBAD…hehehe)
kalo Teh Ninih sudah ikhlas dimadu, yah end of topic…:p
yg lain gak usah marah…(kecuali buat yg cemburu kenapa nggak dia yg dijadiin istri ke-2 hehehe)yang saya heran kok malah banyak orang (biasa, gak penting banget), malah mencaci dan menyumpahi gak bakal mau dengar ceramah nya Aa Gym…yang ceramah Aa Gym kok yg lain sewot…(saya lihat banyak di infotainment dan tabloid, suratkabar…)
sekedar mengingatkan, bahkan Kebenaran/Hikmah yang keluar dari mulut MALING pun wajib kita ambil, apalagi dari Ustad yang Santun seperti Aa Gym….:p
so, menurut saya mari kita menempatkan sesuatu nya based on proporsi nya…:p
so, jangan munafik dan egois donk…
great thought daeng!!
Ehmm hiks2 sedih tau aa gym nikah lagi…
Se pernah dtanyai oleh senior co-ku(yg sudah kuanggap kakak), saat itu dia nanyain, apa se mo dipoligami nantinya, se lantang menjawab “Tidak”, ‘n dia bilang bukankah muslim yg baek tdk jauh dari sunnah. N meminta sy untuk memaknai pernyataan ini suatu saat nanti:”Saya g mo dibagi, tp sy akan membagi”. Ampe skrg se masih lom bisa memaknai kata2nya, hemm mungkin coz se masih imut kali yee daeng..hehehe..Btw, thx buat comment ta’ nah, saat se baca se nda tau klo itu ternyata postinganta’. se baca dan Alhamdulillah mengajak sy utk berpikir lebih dewasa. Makasih nah daeng..sering2 mami mampir ke blogku nah.. /*kedip2
Sebenarnya kata kuncinya ada pada Teh Ninih nya. Saya sih kalo cowok poligami ok2 aja, kita akan mendapat ganjaran yang sanagt sesuai yaitu Surga Ilahi. Tul Nggak. Sekarang tentang Teh Ninih tu, saya malu juga kalo beliau bilang bahwa setelah Aa bersitri dua/berpoligami semakin menunjukkan rasa cintanya, lain dengan dulu. Tuh..
Trus yang kedua Aa semakin cinta dengan istri dan keluarga karena sudah ada cinta baru tumbuh bersemi. Tuh lagi..
Agak bahaya juga pernyataannya, hehe. Temen2ku di kantor trus menyimpulkan yang nggak2, bahwa seorang suami tu kalo memiliki perasaan cinta lagi, yang baru muncul bersemi tu akan semakin cinta pada istri pertama dan keluarga. Waduh, hehe.
Koreksi sedikit bung, dalam yahudi dan kristen poligami tidak dibolehkan.
kenapa orang selalu membandingkan poligami dgn perzinahan. biasanya argumennya : “Daripada berzinah, jajan, atau punya istri simpanan, lebih baik poligami”
Bagaimana kalau argumennya: “Daripada berpoligami lebih baik setia pada satu istri?”
Hehe…Aa Gym yg jelas mulai sekarang ga bakal populer lagi seperti dulu, setidaknya di kalangan ibu2. Harga yang harus dia bayar tuh.
Menurutku tidak ada salah AA berpoligami (karena menjalankan syariah), dan juga masyarakat / ummat yang meninggalkannya pun tidak lah salah. Dan tidak ada yang patut disalahkan. Sebenarnya kemudian masalahnya muncul karena adanya ‘gap’ antara fakta/realita yang disajikan oleh AA dengan keinginan masyarakat/ummat yang ‘mengaguminya’. Itu aja khan masalahna? Dan kejadian2 ini bukan hanya menimpa seorang AA, boleh jadi tokoh2 (atau yang ditokohkan) masyarakat lainnya dpt terjadi seperti AA. Masih ingatkah “Da’i sejuta Ummat?”. Bliau ditinggalkan oleh ummatnya/masyarakat yang mengaguminya karena seblumna dikenal bliau ‘non partisan partai’ dgn slogannya ‘saya tidak di mana-mana tp ada di mana-mana’ eh…ternyata faktana laen…..Sorry kalo tanggapanku ngawur
Aaah…! Terserah lu lu pade dah ! Yang jelas, sekarang sudah banyak anak-anak yang masa depannya ancur gara2 kehidupan ortunya berantakan. Itu baru bapaknya punya satu istri. Lha sekarang, kalau di tengah2 kesemrawutan akhlak dan kesureman masa depan, malah poligami, malah pake dalih daripada zina lagi, itu adalah sebuah kegoblokan ! Di zaman sekarang, Iblis sudah nggak perlu lagi capek2 menggoda iman, cukup dengan media-media modernisasi aja, tuh lihat eksesnya, poligami yang diabsahkan salah kaprah. Setuju lah, daripada poligami, mending monogami ! Bosen sama istri di rumah ? ‘Paksa’ sedikit supaya tetep jaga brand of inner and outer beauty-nya !
Satu lagi, apa Aa Gym gak pernah berspekulasi ya ? Kalau ia poligami, sudah pasti habitnya yg menawan dan banyk diteladanimasyarakat bkalan pudar. Sekarang terasa sudah getahnya. Apa lebih penting poligami daripada kehilangan simpati masyarakat yg memang butuh ilmu dan kesejukan dakwahnya ?
But, up 2 u lah!
jgn liat poligaminya aja..banyak nilai yg banyak positifnya juga dr aa gym..anggap saja itu sbg khilaf & kekurangannya..
Apakah manusia selain Nabi bisa adil? salah satu pernyataan yang bagus ….!!!,
kriteria adil itu sendiri kan sangat relatif, kita sudah merasa bertindak adil tapi orang yang menerimanya tidak merasa diperlakukan adil, karena ada yang lebih melihat dari segi jumlah yang sama, tetapi mungkin akan lebih relatif lagi kalau dilihat dari sisi proporsinya atau tingkat kebutuhan dan urgensinya, jadi sangat tidak mungkin untuk selalu tampil adil..!!! contohlah Sultan HB X, simak waktu Kick Andy ->> www.http://kickandy.com
salam kenal aja
Iya tuh, salah apa sih Aa Gym sampe2 digosipin yang nggak2…
Kalo masalah ibu2 yang ga dateng lagi ke ceramahnya itu tandanya para ibu masih belum bisa menerima poligami…
bapakku poligami, mauku sih kalau belum menjalani sendiri poligami, ato belum menjadi bagian dari sistem poligami engga usah banyak ngomong dech…., coba cermati dengan tulus mengapa Rosul melarang Ali berpoligami saat Fatimah masih hidup, mengapa juga Rosul menjalani poligami setelah Khadiah wafat. Ni ente yang nulis bagian dari keluarga poligami apa bukan….? misal: ente pria poligami, ato ente istri-istri dari pria poligami, ato ente adalah anak-anak yg lahir dari poligami…? klo bukan dari situ engga usah juga terlalu banyak menguraikan banyak2 tentang poligami. jangan juga bilang mereka yang nolak poligami itu egois. netral aja kaleee…..apakah Rosul waktu melarang Ali poligami saat itu Rosul lagi egois………?
biasa-biasa ajalah….ga usah capek2 bela sana-sini, ga usah bela2 Aa Gym, ga usah juga bela2 ibu2 jama’ah yg tidak lg mau pergi pengajian Aa Gym. Urusan hati mah cukup yang punya hati ma Allah saja. hati ente kan Allah juga yang tahu. masalah hati Rosul saat melarang Ali poligami juga cuma Allah yang tahu. yang penting berbuat yang baik2. tuh anak2 korban poligami baik yang poligami “legal” maupun poligami “ilegal” segudang tuh, lagi nunggu gerakkan nyata dari ente2 yang banyak punya teori. Soalnya Rosul waktu poligami dulu kan kagak punya anak yang hidup tuh, jadi kagak ada contoh yang riel mengenai memelihara anak segudang dari hasil poligami. tugas ente tuh….!!!
Bahan renungan buat para pria poligami, kalau istri-istri ente tinggal mati, sementara anak-anak ente banyak, mulai sekarang ente harus persiapkan tuh siapa ntar pria yang mau nikahin istri–istri ente untuk dipoligami dan mau terima dengan tulus anak-anak ente yang banyak itu. lihat dan adakan penelitian, poligaminya Rosul ma pligaminya pria-pria sekarang sama apa enggak…….? ati-ati lho…..nti kalo istri-istri & anak-anak ente terlantar, kelaparan, tidak ada yang menjaga akhlaknya, begemana…………????