Sebelumnya saya agak bingung dengan istilah Lakipadada yg jadi nick name nya kawan Mubarak di panyingkul, karena keterbatasan bacaan masa lalu, sa kira cuman penggabungan kata-kata saja, padahal rupanya nama ini adalah salah satu nama legenda wira dari Toraja…:)
Secara ndak sengaja, saya ketemu istilah itu lagi di buku tipis “Cerita Rakyat Sulsel” karangan Ber T Lembang, penerbit Yayasan Pustaka Nusatama.
Fyi, Saat saya googling, rupanya ada 3000 link yang mengarah ke situ, termasuk ttg RSUD Lakipadada, di Makale.
Dalam salah satu cerita rakyat itu, ada cerita tentang Lakipadada, yang adalah bangsawan toraja yang jadi paranoid terhadap maut, sehingga berusaha mencari mustika tang mate supaya dia bisa hidup kekal, tanpa dihantui kematian (mirip cerita Nabi Sulaiman). Lakipadada didalam legenda itu diceritakan kehilangan orang2 tersayangnya, ibu, saudara perempuan, saudara laki-laki, bahkan pengawal dan hamba2nya satu demi satu meninggal dunia. Kemudian Lakipadada menjadi paranoid, berusaha menegasikan kemungkinan kematian juga datang padanya.
Pergilah dia mengembara dengan tedong bonga nya mencari mustika tang mate yang bisa mengekalkan kehidupannya, diantaranya mengarungi ke teluk bone dengan buaya sakti (yang barter service dengan imbalan tedong bonga), mencari Pulau Maniang, tempat yang dianggapnya dihuni oleh seorang kakek tua sakti berambut dan jenggot putih yang diceritakan memiliki mustika itu.
Karena kekurang sabarannya, Lakipadada gagal memenuhi persyaratan yang diajak si tua sakti; puasa makan minum dan tidur selama tujuh hari tujuh malam. Akhirnya gagal usahanya mendapatkan tang mate. Tapi dari sini Lakipadada mendapat hikmah yang menyadarkannya bahwa menghindari kematian sama halnya dengan menantang kuasa Tuhan. Tidak ada yang bisa melawan takdir Tuhan, walau kadang kejam kata Dessy Ratnasari.
Lakipadada, kemudian mengembara lagi dengan menumpang bergelantungan di cakar burung Garuda yang membawanya ke negeri Gowa. Disana Lakipadada, yang sudah tercerahkan, menyebarkan hikmah kebajikan dan berhasil mendapat simpari Raja, mengobati dan membantu permaisuri raja melahirkan. Lakipadada diangkat menjadi anak angkat dan Putra Mahkota.
Diakhir cerita diceritakan Lakipadada yang memperistri bangsawan Gowa, kemudian diangkat menjadi raja Gowa, penguasa baru yang bijak. Dia memiliki tiga orang anak, yang kemudian menjadi penerusnya dan mengembangkan kerajaan-kerajaan lain di jazirah sulawesi. Putra sulung, Patta La Merang menggantinya di tahta Gowa. Putra kedua, Patta La Baritan ditugaskan ke Sangalla, Toraja dan menjadi raja disana. Putra bungsu, Patta La Bunga, menjadi raja di Luwu.
Akulturasi damai. Lakipadada yang berasal dari Toraja berdamai dengan tiga suku lain; belajar hikmah dari Bugis/Bajo (kakek sakti di pulau Maniang), menjadi raja di pusat budaya Makassar, dan mengirim anaknya menjadi Datu di Luwu. Akulturasi ini lah yang mengabadikan darah dan silsilahnya, juga cerita legenda yang mengantarkannya pada kita saat ini, mungkin inilah mustika tang mate yang dimaksudkan, keabadian melalui cerita/legenda.
kak…kalau tidak salah yang benar adalah Tang mate (tidak akan mati)
iye, betul ces, Mubarak (cucunya Puang Lakipadada)
saya sudah ‘beres’kan mi…thanks ya koreksi nya
[…] Lakipadada dan Tang Mate , tulisan Noertika (Daeng Rusle) […]
[…] Lakipadada dan Tang Mate , tulisan Noertika (Daeng Rusle) […]
Kalo Patta La Merang sempat menjadi Raja Gowa, maka Raja ke berapakaha ia?
kalo gak salah raja gowa ke II (Somba ri Gowa II)
insya allah toraja akan kembali menjadi pusat peradaban dunia. kapan dan bagaimana itu terjadi?
wallahu ‘alam
Saya sangat senang membaca berbagai artikel budaya
di website ini. Namun saya sedikit kaget dengan tata cara
penyebutan nama seorang tokoh yang di sakralkan
oleh masyarakat Gowa dan Toraya.
Di Gowa, mereka menyebutnya Karaeng Ta Lakipadada, sedang di Toraya disebut Puang Ta Lakipadada.
Sekarang banyak orang menyebut nama beliau seolah-olah
menyebut teman mainnya.
Jadi jika boleh, janganlah menggunakan nama tersebut sebagi nick-name. carilah nama lain utk digunakan.
Salam selalu
Sulwan Dase – Makassar
Mengenai nama Toraya….
Bila kita bertanya ke orang2 tua di Toraya, tidak satupun akan mengatakan bahwa “kita orang Toraja”, tetapi selalu mengatakan “kita orang Toraya” atau dalam bahasa setempat diucapkan “Iya tu kita Toraya…..”.
Nama Toraja sangat berbeda dengan Toraya.
Ada yg mengatakan nama Toraja berasal dari bahasa bugis To Riaja artinya orang dari atas. Penyebutan yang lebih mirip dengan pengucapan yang lasim diucapkan di masyarakat Toraya sendiri adalah penamaan yang diberikan oleh orang Gowa.
Pada masa lalu orang Gowa menyebut tempat itu dengan sebutan Toraya yang berasal dari kata Toriayya (orang di timur). Menurut penuturan orang2 tua di Gowa, kata itu tergolong tua dan janrang diucapkan lagi saat ini.
Jadi secara pribadi, saya lebih setuju jika nama Kabupaten Tana Toraja di kembalikan menjadi Kabupaten Tana Toraya.
Sulwan
kalau menurut saya, pengucapan toraya, toraa ataupun toraja itu hanya dipengaruhi oleh kebiasaan lidah setempat. tapi kalau saya analisa, pendapat yang mengatakan bahwa toraja berasal dari kata to riaja menurut saya agak janggal.
karena jika memang benar kata itu berasal dari kata tersebut, kenapa lantas mengalami perubahan menjadi toraja?
kalau menurut saya, mungkin memang benar kata toraja berasal dari bahasa bugis, tapi bukan dari kata to riaja melainkan memang berasal dari kata to raja yang artinya orang2 besar. sebab kata riaja dan raja sampai sekarang masih digunakan dalam bahasa bugis dan keduanya memiliki arti yang berbeda.
di sisi lain, orang toraja menyebutnya TORAYA yang terdiri dari dua kata; to raya (orang besar).
jadi secara pribadi, saya kurang sepaham dengan pendapat yang mengatakan bahwa kata toraja berasal dari kata TO RIAJA.. tapi menurut saya kata toraja berasal dari kata TO RAJA dalam bahasa bugis dan TO RAYA dalam bahasa toraja. karena keduanya memiliki arti yang sama.
jadi sebagai orang bugis-arab, saya sangat bangga mengatakan bahwa toraja pada jaman dahulu adalah daerah asal para pembesar yang tersebar ke penjuru nusantara. Toraja pernah jadi pusat pemerintahan yang tangguh dan disegani pada jaman kejayaannya. dan saya yakin suatu saat nanti akan kembali seperti itu.
Mubarak dapat dari mana nick name LAKIPADA ? jgn2 cuman asal pake, klw emang cucunya sebutin silsilahnya dong
maaf..kalau boleh tahu, apakah datu keturunan datu luwu ?
Selain nama Puang/ Karaeng Ta Lakipadada, nama Datu Manaek pun setara dengan itu. Jadi tentu saja akan sangat ber-adat jika jangan ada yang menggunakan nama Datu Manaek sebagai nick namenya. Siapa tau anda salah dalam bertutur kata dan orang menghardik atau mencelah nama Datu Manaek yang anda gunakan,dan itu sama saja dgn merusak nama seseorang yg di anggap mulia di jamannya.
Datu Manaek adalah seorang perempuan yang tergolong dalam turunan To Manurung dan bertempat tinggal di Nonongan (Tana Toraya saat ini). Nama Nonongan masih digunakan saat ini, yaitu didaerah yg berada di antara Kota Makale dengan Kota Rantepao.
Wass
Sulwan Dase
Buat yang merasa dirinya turunannya Lakipadada.
Jika anda merasa turunannya, kenapa penulisan nama anak2nya saja tidak lengkap dan ada yg salah?
Anak Puang Lakipadada ada empat orang, yaitu:
1. Patta La Bunga (ke Luwu)
2. Patta La Marang (ke Gowa)
3. Patta La Didik (ke Bone)
4. Patta La Bantan….bukan Baritan spt yg tertulis pada artikel
diatas. Patta La Bantan, ini yg tinggal di Toraya.
Kemudian, jika mengaku sebagai turunan Puang Lakipadada, bisakah anda menyebutkan:
1. Nama sebenarnya beliau?
2. Dimanakah beliau mendirikan rumah di Toraya?
3. Dimanakah beliau dimakamkan?
Pertanyaan ini saya ajukan agar kita semua bisa instropeksi diri khusus bagi setiap orang yg merasa diri turunan beliau. Sebab saya kuatir, ada saja yg memanfaatkan kebesaran beliau ttp nilai2 luhur dan mulia yg ada pada diri beliau diabaikan. Maaf…jangan ada yg merasa tersinggung tapi silahkan jadikan tulisan saya ini sebagai bahan renungan. Jika anda turunannya, maka beliau akan mendatangi anda secara gaib, diluar akal sehat kita.
Sulwan Dase
NB: APAKAH ADMIN WEB INI MASIH AKTIF MEMANTAU TULISAN DISINI?
saya tertarik dengan yang ini:
3. Dimanakah beliau dimakamkan?
sebab sepertinya ada kesamaan kisah antara puang lakipadada dengan patih gajah mada.
dan saya pernah dengar kalau tidak salah puang lakipadada lahir di daerah duri, suatu daerah antara gunung bamba puang dan gunung sinaji yang shaping daerah tersebut tepat seperti titik huruf nun pada aksara arab. cuma cerita yang saya dapat masih simpang siur.. jadi mungkin ada yang lebih tahu disini, kalau bisa disharing supaya kita bisa lebih tahu cerita sebenarnya.
Puang Lakipadada lahir di Buntu Borong, kaki gunung sinaji, dimana kakeknya Puang Tamboro Langi’ (to mellao dilangi’) pernah berkunjung selama 3x sblm beliau masuk ke Kaero
Buat yang merasa dirinya turunannya Lakipadada.
Jika anda merasa turunannya, kenapa penulisan nama anak2nya saja tidak lengkap dan ada yg salah?
Anak Puang Lakipadada ada empat orang, yaitu:
1. Patta La Bunga (ke Luwu)
2. Patta La Merang (ke Gowa)
3. Patta La Didik (ke Bone)
4. Patta La Bantan….bukan Baritan spt yg tertulis pada artikel
diatas. Patta La Bantan, ini yg tinggal di Toraya.
Kemudian, jika mengaku sebagai turunan Puang Lakipadada, bisakah anda menyebutkan:
1. Nama sebenarnya beliau?
2. Dimanakah beliau mendirikan rumah di Toraya?
3. Dimanakah beliau dimakamkan?
Pertanyaan ini saya ajukan agar kita semua bisa instropeksi diri khusus bagi setiap orang yg merasa diri turunan beliau. Sebab saya kuatir, ada saja yg memanfaatkan kebesaran beliau ttp nilai2 luhur dan mulia yg ada pada diri beliau diabaikan. Maaf…jangan ada yg merasa tersinggung tapi silahkan jadikan tulisan saya ini sebagai bahan renungan. Jika anda turunannya, maka beliau akan mendatangi anda secara gaib, diluar akal sehat kita.
Sulwan Dase
NB: APAKAH ADMIN WEB INI MASIH AKTIF MEMANTAU TULISAN DISINI?
Lakipada raja Gowa yang keberapa yaaa?
Lakipadada raja Gowa yang keberapa yaaa? soalnya setelah membaca silsila raja Gowa tidak ada nama Lakipadada
Puang Lakipadada atau karaengta Lakipada tidak pernah menjadi raja di Gowa, jadi tentu anda tdk kan menemukannya di silsilah kerajaan gowa. kalau boleh tau saudara Boby dari daerah mana ya?
Sulwan
Saya lebih senang melihat Ini dari segi Cerita historis Budaya yang sangat kental makna dan pesan yang disampaikan.. Tentang Dia kamu atau saya adalah keturunan Sang Tokoh mungkin tidak usah terlalu kita Hiraukan.. Saya sangat mengagumi Tokoh-Tokoh tersebut.. Dan setiap ada artikel yang berhubungan pasti akan saya baca dan baca lagi walaupun untuk kesekian kalinya.. Salam buat Sulwan Dase, Daeng Rusle.. I luv U All hahahha..
ahhhhh
Setelah membaca blog ini kembali lagi ingatan saya kepada cerita2 atau legenda yg pernah saya dengar dr beberapa orang Toraja. Komentar saya ini tidak bermaksud apapun tetapi mungkin sbg penjelasan kepada kalian bahwa banyak varian cerita mengenai Tokoh Legendaris Puang Lakipadada.
Menurut cerita yg saya dengar asal muasal kata Toraja itu sebetulnya ucapan orang2 Ker. Gowa dalam menyebut tempat asal muasal Puang Ta Lakipadada. Jadi Toraja bermakna to=asal raja=raja, ToRaja = asal Raja. Banyak versi di Tana Toraja mengenai cerita Lakipadada, misalnya yg saya dengar dr seseorang Tikala (Toraja Utara) begini :
“Lakipada menuntut ilmu Tang Mate di hutan belantara selama waktu yg panjang sampai ia mendapat penuntun ghoibnya disana lalu ia menyeberangi lautan menuju Pulau Maniang dgn kendaraan kerbau putih (bule) namun kerbau tsb tidak mau mengantarnya menyeberang sehingga Lakipadada menyumpahi kerbau tsb bahwa turunannya tdk akan menyentuh atau memakan turunan dr kerbau putih tsb yg berwarna putih juga sampai selama-lamanya. Lalu Lakipada ditolong oleh buaya sakti sampai di Pulau Maniang. Di pulau tsb Lakipada diminta oleh penuntun ghoibnya utk berjaga-jaga (berpuasa tanpa tidur) selama 7 hari 7 malam. Namun baru hari yg kesekian Lakipadada sdh terlelap shg ia diambil oleh seekor burung rajawali raksasa dan kemudian diturunkan di Tanete wil. Ker. Gowa dahulu kala. Keadaan Lakipadada yg habis ‘bertapa’ tsb sangatlah buruk baju yg kumal, rambut yang sangat panjang, bau yg tidak sedap mewarnai dirinya. Lalu ia menghampiri pelataran Istana Raja Gowa, para abdi istana sangat terkejut melihat dia tetapi juga sangat iba sehingga Lakipadada disuguhi makanan di piring kucing piaraan Raja Gowa lalu Lakipadada yg kelaparan memakan suguhan tsb tanpa mengetahui piring tsb adalah piring kucing peliharaan Raja Gowa. Tiba2 seluruh kucing yg ada di Istana Ker. Gowa mati tanpa sebab! Melihat itu besoknya para abdi istana memberikan piring yg lain utk suguhan makan Lakipadada piring tersebut adalah piring anjing Istana, lalu kembali Lakipadada tdk menyadari hal tsb tetap cuek makan aja. Akibatnya seluruh anjing di Istana Raja Gowa mati tanpa sebab !! Keesokkannya pula para abdi memberikan makanan kepada Lakipadada dgn beralaskan piring yg biasa dipakai oleh hamba/abdi Istana namun yg terjadi adalah seluruh abdi di dlm istana mati tanpa sebab !!! Melihat musibah itu Raja Gowa menitahkan kpd punggawa2nya utk memperlakukan Lakipadada seperti layaknya bangsawan terhormat. Mendapatkan perlakuan yg sewajarnya Lakipadada sangat senang hatinya sehingga keadaan Istana kembali pulih seperti sedia kala. Melihat kemukzizatan seperti ini Raja Gowa terperangah dan menantang Lakipadada utk menolong dirinya (Raja Gowa) dan permaisuri yang belum memiliki turunan agar dihapuskan bala atau sialnya sehingga mereka memiliki keturunan. Lakipadada diiming-imingi hadiah jika Lakipadada berhasil membuang bala tsb dan permaisuri ternyata hamil maka jika anak yg lahir kemudiannya laki2 akan dijadikan saudara angkatnya, tetapi jika itu perempuan akan dijadikan isteri Lakipadada. Lalu Lakipadada membuat suatu acara ritual di Istana guna memanggil penuntun ghoib-nya yg dikenalnya selama di pertapaan. Sang penuntun ghoib menyanggupi permintaan Lakipadada utk menyelamatkan kelangsungan silsilah kerajaan Gowa. Maka hamillah sang permaisuri kemudian. Mengetahui hal ini maka senanglah hati Raja Gowa. Ia mengutus Lakipadada dalam ekspedisi Phinisinya ke Negeri Sudan Timur Tengah, mungkin niat Raja menguji lagi Lakipadada apakah ia akan kembali lagi ke Ker. Gowa dgn selamat dan mengambil hadiahnya. Di dalam ekspedisi tsb Lakipadada melanglangbuwana ke negeri-negeri asing selama bertahun2 lamanya. Dan akhirnya ia pulang juga ke Ker. Gowa dengan hasil/kekayaan yang berlimpah ruah. Pakaian yg dikenakannya sangatlah indah dihiasi dan didominasi emas yang kuning kemilau dan pinggangnya dihiasi pedang serta beberapa pusaka diantaranya payung, Pedang/Pusaka Sudang sebagai pemberian cenderamata dr Penguasa Sudan (Lakipadada = Tu Manurung I Ri Sudang???). Akhirnya ia menikah dgn Putri Raja dan memiliki beberapa anak diantaranya Patta La Bantan yg kembali ke Sangalla menikahi Puang Petimbabulaan dengan kemegahannya serta beranak pinak disana mewarisi warisan Lakipadada di daerah Tallulembangna “. Dan satu hal lagi saya mau jelaskan kepada Sulwan Dase, istri dr Karaeng Ta Lakipadada yg anda tulis diberbagai forum ialah To Manurung Baineya kan ? To Manurung Baineya itu artinya: Istrinya To Manurung jadi yang To Manurung itu adalah suaminya, ok! Lalu Payung ri Luwuq pertama adalah Petta I La Bunga. Sebelum beliau berkuasa tidak ada gelaran Payung di Luwuq. Payung emas yg dibawa dr Makassar oleh2 dr bapaknya setelah merantau dari Negeri Sudan dijadikan lambang/simbol Negeri Luwuq, selain payung Bunga Waru juga menjadi simbol kerajaan.
Itulah sekilas cerita yg saya dapatkan dr beberapa sumber orang Toraja. Saya sendiri tidak/belum menemukan kaitan Puang I Lakipadada dlm urutan silsilah saya baik dr pihak ibu maupun bapak saya. Tetapi leluhur saya bersaudara Puang Petimbabulaan yg merupakan cucu dr Datu Manaek di Tongkonan Nonongan dan ada juga leluhur saya dr pihak bapak saya bernama Puang Panggeso keponakan Puang Sanda’ Boro orangtua dr Puang I Lakipadada. Kalau cerita aslinya mengenai Puang I Lakipadada pasti orang Toraja yg bermukim di distrik Sangalla akan sangat paham, saya sarankan sdr Sulwan Dase yg merasa dirinya mempunyai hubungan darah dgn Puang I Lakipadada belajar atau bertanya ke Tongkonan Buntu Kalando di distrik Sangalla lihat situs ini : http://www.batusura.de/kalando.htm . Namun nama Puang I Lakipadada atau pengetahuan mengenai dia sangat membantu dalam perang Untulak Buntunna Bone karena banyak orang Toraja yg selamat dr pembantaian oleh pasukan Bone yg jumlahnya puluhan ribu saat itu dgn mengaku mempunyai hubungan darah dgn nama tsb. Jadi masalah silsilah di Tana Toraja sangat erat kaitannya dgn Tongkonan. Tongkonan merupakan simbol atau prasasti atau lontara tidak bertulis/beraksara yang sampai saat ini setelah ribuan tahun lamanya yg dapat menjabarkan silsilah atau asal usul seseorang Toraja. Jadi ada Tongkonan Induk kemudian Tongkonan Anak lalu Tongkonan Cucu-cicit dan seterusnya. Dengan memakai rumus ini maka mungkin teman/keluarga Sulwan Dase yaitu Daeng Rusle penulis di blog sini dapat menelusuri nenek moyangnya.
Lain kali dibahas dong cerita/legenda putri Landorundun alias Datu Manili dgn Mendurana versi Toraya dan putri Landorundun dgn La Tando versi Bugis (Bone???)
Wassalam…
Saudara Laurent yg baik.
Apa yg anda tulis adalah legenda yg diceritakan orang secara turun temurun. Namanya juga legenda, maka tentu banyak versi dan sulit untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Melalui posting ini, saya ingin mengoreksi tulisan saya sebelumnya mengenai 4 orang anak Puang Lakipadada.
Sebenarnya anak beliau 9 orang, namun satunya dinyatakan meninggal, sehingga yg dikenal orang hanya 8 orang. Dari 8 orang anak beliau, terdapat 4 nama yang paling sering ditulis orang sama seperti yang saya tulis sebelumnya yaitu:
1. Petta I La Marang (Ke Gowa)
2. Petta I La Bunga (Ke Luwu)
3. Petta I La Didi (Ke Bone) dan
4. Petta I La Bantang (Tinggal di Toraya).
Yang benar adalah:
1. Petta I La Ma’rang Ke Gowa
2. Petta I La Bunga ke Luwu
3. Petta I La Didi tinggal di Toraja dan mendirikan
Tongkonan Nonongan
4. Petta I La Bentang adalah cucu Puang Lakipadada
dari anak perempuan beliau yg bernama Petimba
Bulaan yg menikah dengan anak dari Puang Ri Sangalla.
Petta I La Bentang kemudian ke Bone yg kemudian’
lbh dikenal oleh orang Bone sebagai To ManurungE ri
Mattajang atau Mata Silompoe. Gelar Petta I La Bentang
diberikan ke beliau sebab Kerajaan Bone memiliki wilayah kekuasaan ‘mem-bentang’ di sepanjang pesisir pantai.
Ke empat nama diatas adalah nama gelaran sesuai dengan kelebihan masing2 yang beliau2 miliki. Yang perlu kita pahami bersama bahwa Kisah To Manurun Di Langi bukanlah legenda tetapi kisah nyata dan pernah ada. Yang salah selama ini adalah bahwa istilah ” To Manurun Di Langi” sering diterjemahkan dengan “Orang yang turun dari langit”. Yg benar adalah, beliau2 adalah manusia biasa seperti kita2. letak perbedaannya adalah pada Sifat, watak, dan nilai yang beliau2 miliki. Karena sifat mereka yg mulia, maka oleh sebagian orang mereka disebut sebagai manusia2 “ilahi” atau manusia suci.
Semoga bermanfaat.
Sulwan Dase
Memang benar apa yang pak Sulwan Dase katakan bahwa namanya juga legenda, maka tentu banyak versi dan sulit untuk dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Terus terang aja cerita mengenai Lakipadada itu saya dapatkan dari mendengarkan cerita seorang Toraja di pasar Rantepao Kab. Toraja Utara sekarang. Waktu itu saya ditraktir bir dan ballo (tuak) beberapa derigen sambil bercerita sampai malam, karena ditraktir saya hanya menjadi pendengar yang baik aja lah pada saat itu. Namun saya sadari dan insyafi kini bahwa cerita sesungguhnya pasti dari tempat asalnya apalagi turunannya langsung. Cerita mengenai Lakipadada yang benar dan dapat dipercaya keakuratannya atau kebenarannya menurut saya dan masyarakat Toraya pada umumnya dan dapat diceritakan kembali kepada anak-cucunya adalah ceritanya Puang Willem Popang Sombolinggi’ (alm) yang diceritakan pada tahun 1969 di Sangalla dan ditulis disini :
http://www.batusura.de/kalando.htm
Puang Lakipadada is the founder of the princely ramages in puang-regions (Tallulembangna) in Tana Toraja, and of the rulers of the Buginese kingdom of Luwu’ and the Makassarese kingdom of Goa.
Lakipadada, contemplating the problems of death, conceived the plan of going in search of immortality. In the company of his faithful dog, he set out. The dog remained by him as far as the edge of the ocean, close to heaven, and then could not accompany him further. Here at this place Lakipadada met a pure white water buffalo, Bulan Panarring, who spoke to him: “If I beat you over the ocean, you will agree not to eat of my flesh, not of the flesh of my descendants. The white buffaloes which will be born in your country will be blind”. Lakipadada accepted the proposition. The buffalo, however, could not complete the passage. He drowned. Puang Lakipadada saved himself, climbing onto a limestone rock. He had been perching there a long time when a giant sea crab accosted him, offering to carry him to heaven. When Lakipadada finally arrived there, Puang Matua granted him eternal life on the condition that he would not sleep for seven days and seven nights. For six days Lakipadada remained awake, but on the seventh he fell into a deep slumber. Puang Matua then removed something from Lakipadada’s sword as proof that sleep had overcome him. The god then told him of his failure, but allowed him to live for six generations.
Throughout his long life, Puang Lakipadada made many journeys, bringing back home a small number of remarkable swords, the la’bo’ penai. These swords were the Sudan, originating from the Sudan, Africa, and now in the possession of the princes of Goa; the Maniang and the Doso, now the property of the puang of Ma’kale; and the Bunga aru, or Bunga waru, owned by the datu (prince) of Luwu’.
On one of his voyages, Lakipadada was shipwrecked but could rescue himself on a rock. Gradually he was covered over completely with seaweed. Happily he could sustain life by eating mangga-fruits, for a mangga-tree was growing from the rock. For seven years he fed from this tree. One day a certain sea eagle or garuda, Langkang Muga, alighted on the rock. After eating from the mangga-fruit the bird fell asleep and Lakipadada then grabbed hold of one of the bird’s spurs. On his person Lakipadada stowed away a pit of a mangga. The eagle flew on high with Lakipadada clinging fast to its spur. Above Goa, the bird began to descend. Lakipadada loosened his hold and fell onto a forked branch. The garuda, flying on, disappeared from sight. Lakipadada, draped in seaweed, looked more like a strange beast than a man. People who came to draw water, saw Lakipadada. First a slave (kaunan) of the raja tried to drag Lakipadada from the tree, but the slave died. Then a to makaka came. He, too, tried to dislodge Lakipadada from the tree but he too, perished. Then the Raja of Goa himself came, and only then Lakipadada could descend from his lofty perch. The raja ordered Lakipadada to be cleaned. Initially, the seaweed refused to come off. Then a bird cried, “Wash him with an extract of lemo laa’ (citrus fruit); he then will regain the colour of a danga-danga (species of gladiola)”. The advice was followed, whereupon the seaweed peeled away. Lakipadada now received food from plates presented in succession by a number of people belonging to different classes. None of these were of noble blood, and they all died. Finally, the raja offered him food from his own dish. Since the raja did not die, it was evident that this unseeming and extraordinary stranger must be a person of princely blood. In the meantime drums were beaten without cessation. Lakipadada asked what this meant. He was told that the raja’s wife was on the point of delivering a baby. Up to that time women in Goa could not give birth except by means of an operation. Lakipadada inquired what his reward would be if he helped the wife of the raja bear her child without the use of any artificial aids, and he added, “Actually, I don’t really want any reward. I only want your child if she happens to be a girl.” All the time the raja had realized that Lakipadada was not an ordinary person. He agreed, Lakipadada assisted at the delivery and all went well. Later he married the princess who, by his help, had seen the light of day. From their marriage three sons were born: Patala Bunga, Patala Bantan, and Patala Merang.
Before he died, Lakipadada climbed a peak of the Latimojon and divided his realm into three parts. Patala Merang acquired Goa and the title of Somba ri Goa; Patala Bunga received Palopo, i.e. the region north of Bone Puto and east of Buntu Puang. He acquired the title of Datu i Waraë and Payung ri Luwu’. Patala Bantan received the area now known as Tana Toraja (but the territory alotted to him by Lakipadada is not the same as contemporary Tator; it encompassed the region north of the Mappolo Lambang as far as the Tomini-bend). This son was endowed with the title Puang Matasak ti Toraja.
The ruler of Goa inherited the sword Sudan and the doi’ i manuk (literally: money with a bird, ‘fighting cock farthing’, a coin minted by the English). The datu of Luwu’ was given the sword Bunga Waru. The son who reigned over Tana Toraja received the Bate Manurun, a flag descended from heaven, a red cloth carrying the image of a garuda. The flag may be exhibited only when a pig is sacrificed. It is on display at mortuary rituals, or solemn state occasions, and on official visits by high dignitaries. This same royal son was presented with V.O.C. (Dutch East Indian Company) coins as pusaka (!) together with a kandaure, an ornament of beads, named Pattara. According to Nobele he also received two ancient textiles: Indo’ Lebo and Arang to Buang. The sword Maniang also remained in Tana Toraja, in Makale itself.
Saya mendapat info dr sdr. Joni bahwa Petta La Bantan alias Puang Palodang I s/d Puang Laso Rinding alias Puang Palodang XIII ayah dari Puang Popang Willem Sombolinggi’.
Nah bagi pembaca lainnya yang budiman atau moderator tolong dong cerita tersebut di-translate ke bhs Indonesia yang baik dan benar. Menurut saya cerita ini yang benar dan layak disebarluaskan daripada ceritanya DR.Cornelius Salombe. Karena belum tentu DR. Cornelius ada kaitannya dengan Lakipadada ! Jangan mentang2 bergelar DR, lalu cerita itu pasti benar, setuju nggak kalian ! Nah bagi masyarakat Toraja dan masyarakat Luwu-Bugis-Makassar yang mempunyai kaitan atau hubungan darah dengan Lakipadada saya hanturkan maaf sebesar-besarnya jika cerita yang diceritakan kepada saya diatas menyinggung perasaan kalian.Terima Kasih sebelumnya.
eh sorry bukan DR Cornelius Salombe tapi Ber T Lembang sorry yah masalahnya udah ngantuk banget nih !
apa yg ditulis oleh Puang Willeam Popang adalah salah satu versi dari sekian versi yg saling berbeda satu sam lain. Tulisan itupun belum tentu bersih dari segala kepentingan
tertentu.
Selain itu cerita diatas lbh mirip cerita 1001 malam. Binatang koq bisa bicara…..:-)
Sulwan
Seru sekali perdebatannya mengenai LAKIPADA,kapan2 kita bisa bertemu semua membahas masalah ini.wassalam cucu puang sangalla.info cincin Puang Lakipadada ada pada saya.keris kerajaan yang ada merah delima ada pada kakak saya.
barang pusaka Puang Lakipadada yang anda punya cincin,dan merah delima itu sekedar tambahan info, masalah kebenarannya ??????? tapi kalau pedang ada dua yaitu dosso dan maniang dan kedua pedang itu dipinjam saat puang lai’ Sadan di pestakan saudara puang Sangala dan pesan nenek saya(Puang Tarongko/puang rante/Puang Sampe Ali) sebelum meninggal kembalikan pedang itu ke Tongkonan Tarongko.
Apakah pertemuan dalam pembahasan ini sudah dilakukan atau belum?
L.S.;
Looking for the name of the succesor as raja/dynasty of Sanggala;Puang Laso Rinding until now.Maybe also pictures for my website about the present situation of the Indonesian dynasties.
Hormat saya:
DP Tick gRMK
secretary Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia “Pusaka’
pusaka.tick@tiscali.nl
Ada yang tau silsilah dari kerajaan sangalla sampai sekarang??? mohon jawabannya
L.S.;
I only have a list of the rajas of Sangalla.Not the silsilah.You can contact me at pusaka.tick@tiscali.nl .
Thank you.
Hormat saya:
D.P. Tick gRMK
Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia “Pusaka”
Vlaardingen/Kerajaan Belanda
Terima kasih keseriusan saudara2 memperbincangkan
masalah toraja.Nanti kita cari waktu untuk membahas
dan meluruskan masalah kakek buyut saya PUANG
LAKIPADADA.
kakek saya JACOB SAMPETODING Nenek saya Puang Lai
Rinding (anak dari Puang Sangalla),melahirkan yang
Namanya PUANG ATTO dan selanjutnya melahirkan saya.Ok
wassalam dan Syaloooom
Ide yg brilliant, apakah sudah ada pertemuan itu ?
Dear Mr./Mrs. Sampetoding;
Would like very much to know mopre about them present situation of the kerajaan Sangalla and the dynasty.Who is noe the raja/Puang sanggala and do you have a picture of him.
Thank you.
Hormat saya:
D.P. Tick gRMK
secretary Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia “Pusaka”
Vlaardingen/Belanda
Dear Sir/Madam;
Excuse me.My e-mail is pusaka.tick@tiscali.nl .
Looking forward to see your reaction.
Thank you for it.
Hormat saya:
D.P. Tick gRMK/Pusaka.
kalo anda mmg keturunan lakipadada tolong tuliskan silsilah lengkap dari lakipadada sampai anda
Terima kasih sdr/sdri skalian atas perbincangan atas masalah toraja, mumgkin pada saat yang tepatlah baru kita luruskan masalah kakek bunyut kami Puang Lakipadada.
Kakek Uttuk saya Puang Sangalla yang melahirkan Puang Tinggi dan Puang Tinggi melahirkan ibunda saya Puang D. Parassa , ok Terima Kasih
hebat ya kita ngumpul disini bahas sejarah, saya mau tanya ma teman2 semua petimbabulaan dari mana dan berapa saudaranya… dan mustika apa yang dia bawah dari mamanya… patta la bantan dengan petimbabulaan masih punya hubungan darah dari garis ibunya petimbabulaan, dan bapak dari patta la bantan.. mereka ke kairo di sanggalla mendirikan rumah,….
Wah seru neh….Berbagai versi telah di ungkapkan..Untuk meluruskan tentang tonggak sejarah Tana Toraya,kenapa tidak di buatkan suatu forum komunikasi masyarakat Toraya??? Mungkin dengan adanya forum komunikasi seperti itu, akan ada komunikasi yang continue dalam membahas budaya, politik, sejarah, dsb.
Sekedar saran saja. Salam.
– Sandryones Bunga Palinggi –
kalau mau lihat fotonya laso’ rinding puang sangalla silahkan add di FACEBOOK saya.
Ass.,. Saya mau tanya apakah ada kerajaan pasir dibone
Menurut sy, penuturan sejarah dan pelakon sejarah tsb masih perlu pengkajian lbh dlm utk pengoptimalan sejarah tsb. Di aspek sejarah yg 1 ini, msh byk hal kontroversial baik nama, tempat atau pelakon sejarah tsb. Setuju banget, perlu ada forum diskusi utk hal ini. Contoh kecil kontroversi nama LAKIPADADA atau LAKIPAPADA, mana yg benar ? Satu kelemahan penulusuran sejarah di toraja krn tdk adanya MANUSCRIPT baik berupa naskah kuno maupun tulisan pada bebatuan. Hampir semua sejarah tsb di upload dari penuturan LISAN secara turun temurun. Menurut saya pada manuscript LONTARAK yg mencatat 4 raja di Sulsel yg semuanya berasal dari Sepasang Tetua (org tua ayah ibu) mereka itu adalah 1. Pajung ri Luwu,2.Mangkau ri Bone, 3.Sombayya ri Gowa,4.Mara’dia di Mandar. Adalah 1 susunan persaudaraan di Sulsel. Bukankah sejarah hanya dpt di terima jika artefak dan manuscript dpt membuktikan kebenarannya ? evidence sejarah yg logic selalu bertumpu pada exact datum dan bukan mitos belaka. Patala Mea, Patala bantang atau patala bunga adalah di lantungkan secara lisan turun temurun. Patala Bantang lah yg ke Gowa dan berawal di penemuan kota BANTAENG. dia memiliki sebuah pedang SUDANGA dgn berkendara BURUNG KUWAJENG (sejenis Garuda) untuk mencari ilmu kesaktian bukan mencari sebuah mustika melainkan ilmu kedikjayaan yg disebut, ” MATE TEMMATOA NA REWEK MALOLO PULANA ” suatu ilmu utk membuat seseorg tuo mannennungen
[ kehidupan abadi ]. Mohon maaf jika ada kata tdk berkenan.
Ada hal yg luput dari penulusuran sejarah Toraja. yakni salah seorang pelaku sejarahnya Mendapat gelaran dari Raja raja di sulsel DIPAPADA kendati di Toraja hny ada Kerajaan Adat KEDATUAN MATAMPU. Namun salah seorg Bangsawan Toraja Derajat kebangsawanannya sama dgn Rajaraja dari 4 kerajan besar di sulsel. Dialah yg memerdekan TORAJA dari Imprealisme kuna Kedatuan Matallo. Dia pula yg memulai berlakunya mata uang di Sulsel Doik Manuk, Pete, Dan Ringgi’. Dia bersaudara sekandung Sanggalangi. Dia menikahi I Patolai Datu wali Datu Soppeng Putri Mangkau Bone IV ketika dia meninggalkan toraja utk menghindari konflik perseteruan tahta dgn saudaranya yg lain. Dia Maddara takku’ [berdarah biru], krn kesan ini Raja Luwu membebaskan penguasaannya terhadap tondon hingga ke salubarani. dia pula yg menetapkan perjanjian TELLU BOCCOE, di mana semua raja besar di sulsel boleh saling bertukar / memberi satu sama lain dalm 1 konsep persaudaraan. Penulusuran sejarah based on LONTARAK bugis Soppeng -Wajo dan Luwu, keabsahaan dan kebenaran data sejarahnya nya tdk perlu di ragukan lagi krn sy [nara sumber sekaligus keturunan ke 8 dr beliau] jg pernah mengkonfirmasi hal tsb ke salah seorg pengelola Museum yg ada di Sangalla salah seorg Putra Puang Popang Almarhum yakni Bpk E.SOMBOLINGGI . sbg bahan masukan, Tulisan sy ttg penulusuran sejarah ini juga pernah di muat di Palopo Pos pada thn 2003. Siapakah dia ??? really wanna know more ’bout him ? find me and write me at my fb “alphaxxxromeo@yahoo.co.id “
IS THERE ANYONE HERE CAN GIVE EVIDENCE ” LAKIPADA WAS THE SAME PERSON OF PATALA BANTANG PATALA MERANG OR WHATEVER U NAME IT BY USING MANUSCRIPT OR ANYTHING LIKE THAT TO MAKE THAT HISTORY IS UNDOUBTEDLY PROVEN ?
SAYA JUGA TIDAK TAU ASAL SAYA NII…TP..PERNAH NENEK SAYA MENEMUI SAYA SECARA GAIB BAHWA SAYA INI KETURUNAN BERDARAH BIRU (PUANG) RAJA UTAMA DARI SULAWESI YANG MANA DAULU PULAU SULAWESI BELUM TERBAGI MENJADI BEBERAPA BAGIAN…….BAHKAN KATANYA SULAWESI JAMAN DULUNYA DI SEBUT TORAYA….DAN NENEK SAYA SEMPAT MEMBAWA SAYA SECARA GAIB KETEMPAT GAIB YANG DI SEBUT TORAYA KEDUA. UNTUK MENUJU KETEMPAT TERSEBUT ADA TANGGA NAIK KE LANGIT TAPI PINTUH MASUK KE TORAYA KEDUA DI JAGA OLEH DUA LAKI…SETELAH SAYA NAIK KE ATAS LAKI2 TERSEBUT MENYEMBAH KE SAYA LALU DIA MENGUCAPKAN MANTRA MAKA AWAN TEBAL BERGESER SEPERTI PINTUH MAKA KELIHATANLAH TORAYA KEDUA SEPERTI DI BUMI. SAYA SENDIRI SAMPAI TIDAK PERCAYA…KEJADIAN SAYA ALAMI. TERUS NENEK SAYA BERKATA KEPADA SAYA BAHWA KEUJUNG LANGITPUN KAU PERGI ORANG AKAN TAU SAYA BERASAL DARI MANA SAYA KETURUNAN BERDARAH BIRU PENGUASA UTAMA DI SULAWESI YG DISEBUT TORAYA. GUNUNG YG DITEMPATI TANGGA NAIK KELANGIT ADALAH GUNUNG BAWAH KARAENG HANYA SAYA LUPA DI SEBELAH MANA…JADI SAMPAI SAAT INI SAYA MASIH BERUSAHA MENCARI INFORMASI TENTANG HAL TERSEBUT. BAHKAN JANTUNGNYA PULAU SULAWESI SAYA TAU… DISITU ADALAH BARANG NENEK MOYANG SAYA PENGUASA SULAWESI DAN HANYA SAYA YG BISA MEMASUKI WILAYAH TERSEBUT…YANG MANA SELAMA INI BAHWA NENEK MOYANG ORANG TORAJA TURUN DARI LANGIT ….
perjalanan batin kayaknya nih..
nis kapan2 kita bisa kontak karena pusaka puang lakipadada ada pada saya.saya cucu dari puang sangalla.
KALAU SAYA KAITKAN DENGAN CERITA RAKYAT TORAYA BAHWA NENEK MOYANG TORAYA BERASAL DARI LANGIT….BERARTI BETUL KARENA SAYA SUDAH MELIHATNYA SECARA GAIB BAHKAN SAYA SUDAH MENGINJAKKAN KAKI DI ATAS….HANYA ADA PERBEDAAN DARI SEGI BUDAYA …..TAPI ADA PERSAMAANNYA……JADI SEMUA DI PERLIHATKAN KESAYA BAHKAN APA BILA PULAU SULAWESI TENGGELAM ORANG BISA NAIK KE TEMPAT TERSEBUT……
kalau menurut analisa saya.. nenek moyang orang toraya ada hubungannya dengan nabi musa dan nabi khaidir. mungkin (cuma mungkin loh) nabi musa dalam perjalanannya menuju bukit tursina pernah mampir ke toraja sebelum tiba ke tujuannya. hal ini bisa dilihat dari banyaknya adat toraja yang mirip dengan gambaran kebiasaan nabi musa yang diceritakan baik dalam bible maupun dalam al qur’an al karim. Dan ajaran aluk todolo setelah dipelajari ternyata memiliki ajaran yang begitu mulia dan menekankan pada pensucian diri lahir batin. jadi menurut analisa saya yang awam ini, mungkin saja ajaran aluk todolo itu sebenarnya adalah ajaran nabi musa.
mengenai turun dari langit saya rasa susah untuk diperdebatkan disini karena di sini kita beragam pemahaman dimana pemahaman yang satu tidak akan pernah bisa ketemu dengan pemahaman yang lain jika yang dibahas adalah masalah turun dari langit.
bisa minta akun fbx
Riolomero atau pada jaman dulu telah Turun dari langit seorang perempuan yg mempunyai kekuasaan yg sangat Luar Biasa di namai Manurung dan bertemu seorang lelaki yaitu Pumbusa Ulu di gunung Batu (latimojong yg ada di sulawesi selatan) dan mereka kawin,dalam perkawinannya melahirkan anak 12, yg lahir pertama jumlahnya 7 dan di tandai Sumur 7 Raja ,ketuju anak ini berangkat semua keluar negeri tanpa ada nasehat dari orang tuanya ,mereka hanya membawa tanda bahwa lahirnya di sulawesi (tana Bugis)mereka keluar negeri ini awal namanya yaitu PATALA,salah satu diantaranya raja yg mendiami tana belanda Yg namanya Patala Jiji Raja pertama yg ada di belanda dan yg kedua Patala Intan yg ke China ,Patala cobo ke Inggris ,Patala kobo ke francis 3 lagi yg belum sempat kutulis yg ada di luar negeri. setelah kepergian mereka yg 7 saudara ini,lahir lagi 5 saudara dan di Tandai juga dgn Sumur tujuh raja .ke 5 saudara ini mendapat nasehat dari orang Tuanya dan di beri nama 1. Dara Matasak Ri Sangalla/perempuan dgn pusaka Tennung Tappura yg benangnya di bilang buranji,2.Pajung Ri Luwu/laki-laki dgn pusaka bendera Pute dan Adat tersendiri Mesa Kada Di putuo Pantang Kada Di Pumate,3.Mangkau Ri Bone/perempuan dgn pusaka Kawali/Badik/Tappi,4.Karaeng(somba) Ri Gowa/laki”dgn pusaka Kitta Lino(cerita Dunia),5.Manurung Ri Batu/perempuan dgn Pusaka Lakalluaja/trisula sekaligus pewaris Kerajaan Batu sekarang namanya Batu Tumia/Batu Orai kab.Sidrap diberi nama Manurung Ri Batu karna dialah yg menjaga tana kelahiran sekaligus Adik tua krn di turunkanlah semua kekuasaan untuk mengganti Orang Tuanya,ke5 saudara ini semuanya Cacat seperti nene kami yg di batu Tumia (nene Puang Manurung)kakinya cacat sehingga dia hanya bisa duduk di batu tapi kelebihannya bisa terbang dan .dala sejarah lontarak ke12 saudara ini di juluki gelar Kaka Yoloe(yg 7 lahir duluan) Macoa Monrie(yg 5 lahir belakangan) ,setelah mereka di beri nasehat maka di buatlah suatu Adat atau Aturan untuk Raja yg Isinya :-Mabuang Sipatokkong-Mali Siparappe-Malilu Sipakainge.-setelah mereka pegang kata”ini keempat 4 saudara Manurung Ri Batu berangkat menempati tempat yg sudah di tunjukkan,setelah kepergian mereka tinggal anak yg Bungsuh Menjaga Tana Kelahiran dan di ceritakanlah semua susunan Kerajaan Batu oleh Orang Tuanya .setelah orang tuanya menceritakan semua isi Tana Batu kepada anak bungsu Yaitu Manurung Ri Batu ,kedua orang Tuanyapun langsung pergi dan menghilang .setelah kepergian orang tuanya maka manurung Ri Batu Meminta kepada Raja agar mengirim salah satu yg Bisa menulis Silsila tana Batu yg sudah di tulis di daun Lontar(lontara bahasa Bugis Rek.setelah para pendamping Raja sampai di Batu maka mereka di suruh tulis nasehat yg harus dilaksanakan oleh saudaranya yg jadi raja ,dan penulis ini di lantik menjadi seorang pemangku adat yg mendampingi Raja .apabila ada kesalahan yg dilakukan oleh raja ,harus diadakan perbaikan melalui upacara adat/Pangadaran dan Atas nama manurung seluruh kegiatan yg akan dilakukan oleh Raja terlebih dahulu mengadakan upaca Adat/dan apabila tdk di lakukan maka raja akan mengalami musibah. Sedangkan yg keluar negeri yg 7 Saudara tdk ada isi Adat yg di Tau karn mereka juga tidak tau klo masi ada Adiknya yg lahir di belangan sesudah mereka. klo masi ada yg bisa menyusun Lontarak seperti ini maka itulah dara Manurung sedangkan berbicara sejarah tentang Andi/Petta /Opu itu jalurnya Lain karna ini Muncul belakangan dan mengikuti juga ketentuan adat yg awal Sejarahnya dr Membali Buntu dan Deppa Tellangnge dan Melahirkan Perjanjian Adat dengan Arung dengan isi dalam lontarak >>>Luka Taro Arung Talluka taro ada’ Luka Taro Ada’ Talluka Taro Anang ,Luka Taro Anang Assitujunnamani Tau Egae Sekian.””’Penulis Briptu Hamzah cucu Manurung Ri Batu http://WWW.Aspol Lama LUTRA /Masamba.Ndi
Dipercaya bahwa asal-usul raja-raja di Sulawesi Selatan berasal dari To Manurung; manusia yang berasal dari langit, turun ke bumi. To Manurung ini membawa segala kebesaran, kehormatan, dan kesaktiannya. Menurut riwayat kuno, daratan Sulawesi mengalami 3 kali kedatangan To Manurung. Siapa saja mereka?
PERISTIWA ‘pendaratan’ pertama dipercaya bahwa yang mula-mula menjejakkan kakinya di daratan Sulawesi ialah “Tamboro Langi”. Lelaki perkasa ini berdiri di puncak gunung Latimojong. Ketika itu, daratan Sulawesi masih tergenang air, hanya puncak gunung Lompobattang yang mencuat di sebelah selatan, dan puncak gunung Latimojong di tengah-tengah.
Tamboro Langi lalu memproklamirkan diri sebagai utusan dari langit untuk memimpin manusia. Dengan kata lain, dia mengangkat dirinya sebagai raja dan rakyat harus tunduk padanya.
Tamboro Langi kawin dengan Tande Bilik, yaitu seorang dewi yang muncul dari busa air sungai Saddang. Puteranya yang sulung bernama Sandaboro, beranakkan La Kipadada. La Kipadada inilah yang membangun 3 buah kerajaan besar, yakni: di Rongkong asal mulanya kerajaan Toraja, di Luwu asal mulanya kerajan Bugis, dan di Gowa asal mulanya kerajaan Makassar.
……..
inilah yang sebenarnya orang toraja pertama…
setelah itu udah banyak pendatang baru masuk ke pulau sulawesi….tempat asal tamboro langi yaitu dari langit /nirwana sampai sekarang masih ada hanya dalam bentuk gaib…. saya sendiri sudah melihat tempat itu dan sudah menginjakkan kaki ke atas…..karena baru2 ini saya tiba mengalami secara gaib dan saya di bawa ke tempat itu…yg katanya toraja kedua atau tempat asalnya orang toraja pertama…..
boleh digambarkan sedikit situasi disana? adakah diantara dibawah ini yang anda lihat:
1. lautan/pantai
2. hamparan cahaya putih bersih
3. masuk ke dalam titik/bola cahaya putih
Cerita mengenai asal nama “Toraja” dan “Puang Lakipadada” serta keturunannya sampai sekarang… nampaknya simpang-siur. Itu benar… karena semua yang kita dapatkan sekarang hanyalah cerita turun-temurun dari generasi ke generasi sampai jaman moderen ini. Dan itu tidak perlu kita perdebatkan atau kleim siapa yang benar dan salah. Bahwa banyak versi yang muncul berbeda dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan menunjukkan fakta kebenaran adanya TOKOH LEGENDARIS sangat kita BANGGAKAN DAN SAKRALKAN KEBESARANNYA sampai sekarang bernama “PUANG LAKIPADADA ampona PUANG TAMBORO LANGIQ” SANG PEMERSATU SUKU-SUKU, BUDAYA DAN TRADISI TERKUNO SAMPAI TER-MODERN DI SULAWESI. Dan bagi yang ingin berbagi cerita atau diskusi tentang asal dan silsilah keturunan Lakipadada tersebut di atas boleh hub. email: dens_sampe@yahoo.co.id
Maaf baru baca tulisan ini, sebenarnya dari apa yang dituliskan kawan2 di atas sebenarnya memintal benang merah yang semakin jelas bahwa di sulawesi dulunya pernah ada kebudayaan yang telah maju sebelum terbagi menjadi kerajaan2 sulawesi yang kita kenal sebelum penyatuan Indonesia, saya pernah membaca di sebuah koran (maaf saya sudah lupa korannya) bahwa pulau sulawesi adalah daratan yang paling tua dan bukti adanya lukisan prasejarah di bantimurung dan binatang langka anoa, babi rusa, burung maleo dll menunjukkan bahwa sulawesi adalah salah satu tempat yang tidak pernah tenggelam sehingga kemungkinan menjadi tempat pendaratan manusia dari atlantis (seperti di tulis dalam sebuah buku bahwa atlantis yang hilang sebenarnya berada di Indonesia) yang telah maju peradabannya ketika terjadi banjir besar pada masa nabi nuh lalu beranak pinak membentuk manusia sulawesi.
kalau tidak salah, plato yang dari yunani itu dari toraya, yang nama aslinya puang lato. dan juga gorbachop mantan presiden unysoviet, neneknya orang makassar, yang nama aslinya guru baco, gitu kalie.
saudara bonan sebaiknya anda menjadi pelawak aja karna mungkin anda berketurunan dari bangsa dunia bombo bulituk yang artinya puang bonan
halo, saya malah jadi bingung membaca tulisan Mr. Sulwan Dase tentang toraja culture yang sedang dipelajarai oleh beliau, misalnya tentang buntao’.
mohon kalau menulis suatu artikel harusnya memakai
banyak sumber yang dipercaya. saya jadi miris lihat keterangan yang disampaikan oleh orang toraja atau yang lain dalam milis ini.
bisa juga anda mencari beberapa ahli akademis dari eropa dan amerika yang sudah mempelajari budaya toraja, kebanyakan ddari mereka adalah guru besar di banyak universitas terkemuka di Eropa dan Amerika
1) Lakipadada bukan raja pertama di Kerajaan Gowa dan bukan beliau yang mempersunting Ratu (To Manurung)
Yang benar adalah KARAENG BAYO berasal dari Bonthain (Bantaeng) atau butta toa, KARAENG BAYO yang menurunkan raja-raja Gowa selanjutnya
2) Sedangkan Toraraja betu berarti to iraya atau to riaja jika mrk berlidah bugis.
Tapi kalo To raja diartikan “orang raja” orang besar agak tidak tepat
ingatki …. kata “raja” itu kan bahasa melayu, dan orang sulsel kan baru 50tahun kira-kira menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa komunikasi. sementara nama toraja itu sudah menjadi sebutan untuk suatu kelompok etnik jauh sebelum bahasa melayu jadi bahasa nasional….
Bapak Imannuntungi anda belajar sejarah berdasarkan 50 thn ke belakang, berarti terlaluh mudah untuk mengenal nenek moyang anda, sedangkan kami orang Toraja belajar silsila nenek moyang (dillolonan) mulai dari langit sampai saya lahir sekarang ini. Sedikit informasi untuk anda saya keturunan ke 37 dari Puang Lakipadada dan ingat juga orang toraja lebih duluan dari bangsa indonesia apalagi bahasanya.
Buat saudaraku laurent m, ini yang kita bilang sbb :
Menurut cerita yg saya dengar asal muasal kata Toraja itu sebetulnya ucapan orang2 Ker. Gowa dalam menyebut tempat asal muasal Puang Ta Lakipadada. Jadi Toraja bermakna to=asal raja=raja, ToRaja = asal Raja. Banyak versi di Tana Toraja mengenai cerita Lakipadada, misalnya yg saya dengar dr seseorang Tikala (Toraja Utara) begini :
Ini tanggapanku sayang
Tabeee, agak keliru saudaraku yang dimuliakan Allah, cobaki simak keteranganku sayang sbb
ingatki …. kata “raja” itu kan bahasa melayu, dan orang sulsel kan baru 50tahun kira-kira menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa komunikasi. sementara nama toraja itu sudah menjadi sebutan untuk suatu kelompok etnik jauh sebelum bahasa melayu jadi bahasa nasional….
Dari, Imannuntungi dg. situju (Cucunya Kaisar Nuh AS(Noah) bin Sultan Adam AS)
Buat saudaraku laurent m, ini yang kita bilang sbb :
Menurut cerita yg saya dengar asal muasal kata Toraja itu sebetulnya ucapan orang2 Ker. Gowa dalam menyebut tempat asal muasal Puang Ta Lakipadada. Jadi Toraja bermakna to=asal raja=raja, ToRaja = asal Raja. Banyak versi di Tana Toraja mengenai cerita Lakipadada, misalnya yg saya dengar dr seseorang Tikala (Toraja Utara) begini :
Ini tanggapanku sayang
Tabeee, agak keliru saudaraku yang dimuliakan Allah, cobaki simak keteranganku sayang sbb
ingatki …. kata “raja” itu kan bahasa melayu, dan orang sulsel kan baru 50tahun kira-kira menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa komunikasi. sementara nama toraja itu sudah menjadi sebutan untuk suatu kelompok etnik jauh sebelum bahasa melayu jadi bahasa nasional….
saya bingung ni yg disebutkan saudara sulwan mengenai keturunan lakipadada….terutama batta la bantan adalah cucu dari lakipadada dari anak perempuan beliau yaitu petimba bulaan…….tapi menurut cerita yang lain petimba bulaan adalah istri dari batta la bantan…… ini lah yang membuat saya bingung.
berikutnya saya juga mau tanyakan ke saudara sulwan mengenai lando’ rundun siapa orang tua beliau dan keturunannya siapa mohon di bantu penjelesannya….
Patala Bantang lah yg ke Gowa dan berawal di penemuan kota BANTAENG. Sebelum ke tanah Makassar beliau sempat tinggal di Sangalla dan beranak pinak d sana. Dalam lontarak Panguriseng beliau bergelar Tumanurunga ri Jeknek. dia memiliki sebuah pedang SUDANGA dgn berkendara BURUNG KUWAJENG (sejenis Garuda) untuk mencari ilmu kesaktian bukan mencari sebuah mustika melainkan ilmu kedikjayaan yg disebut, ” MATE TEMMATOA NA REWEK MALOLO PULANA ” suatu ilmu utk membuat seseorg tuo mannennungen
[ kehidupan abadi ]. Burung kuwajeng itu menjatuhkannya di pesisir pantai Lalu beliau berjalan menyusuri pantai hingga tibalah di sutu tempat di mana org2 menganggapnya to manurung ri jeknek. karena saking lamanya menelusuri pantai, kaki Patala Bantang pun di penuhi tiram. Bantam/ Bantaeng adalah tempat di mana kali pertama Patala Bantang menginjakkan kaki dalam petualangannya. Akulturasi budaya kuna yg di bawa Patala Bantang juga telah memperkaya kebudayaan tua yg pernah ada baik di Sinjai,maupun di Bulukumba seperti kuburan liang dll, dan kebiasaan menggunakan pakaian berwarna hitam dgn keprcayaan yg mirip Aluk Todolo utk Suku Kajang. Memang Masih Perlu pengkajian yg lebih dalam lagi apakah Patala Bantang adalah seseorang yang sama dan bergelar Karaeng Bayo ? Kebanyakan pakar sejarah sepakat termasuk tulisan Bpk Prof Dr A.Zainal Abidin jika PATALA BANTANGlah yang kali pertama menemukan dan mendiami BANTAENG.
apa mungkin ya ada hub. dengan brahma kumbara dalam legenda saur sepuh di tanah java dwipa. cb deh baca kisahnya..jangan2 dahulu sulawesi/celebes adalah penguasa nusantara tentulah jauh sebelum adanya kerajaan sriwijaya
Kalau dilihat dari adat kajang memang ada samanya dengan adat toraja dalam hal ritual kematian, ditorja kalau orang meninggal itu dibunuikan suling bamboo diiringi oleh seorang perempuan ma’ marakka, biasanya 2 passuling membunyikan suling dan perempuan ditengah mengiringi bunyi suling. isi atau lantunan ratapan itu mengiringi roh orang yang telah meninggal mengantar ke alambaka agar selamat arwahnya tiba disana. Alunan itu biasanya dibunyikan pada saat malam hari dalam kondisi senyap- sunyi- sepi, dan melantunkan ratapan2 itu mengalun jauh ke angkasa.
Saudara2ku yg trhormat! Saya cuma ingin tanya! Apa betul ada putri Puang ri Sangalla yg di tawan pasukan kerajaan Bone waktu Sangalla kalah perang dari Bone. Karena orang tua saya pernah cerita bahwa kami keturunan Puang ri Sangalla,Dari putri Sangalla yg tawan di nikahi oleh kakek saya a/n Haji Mustafa. Melahirkan putri a/n Hajja.Bisaka. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kelancangan saya! Trims. By Gelo/Dahlan/Laugu/Bisaka…
tulisan disini tidak konsisten yg menceritakan tentang turunan Lakipadada : ada tulisan Ladidik ke Bone atau Ladidik ke Toraja ada juga, Patta Labantang memperistrikan Petimba Bulan disisi lain Petimba Bulan adalah anak dari Lakipadada, sisilain tulisan ini menyatakan bahwa Petimba Bulaan mempunyai Putra bernama Petta I La Bentang kemudian menjadi Mangakau di Bone, jadi perlu ada salasilah yg jelas bahwa turuna Lakipada ada 3 ada 4 mana yg benar????? apa kaitanx Tamboro Langi di Luwu sementara di Luwu ada Lapatote ada Batara Guru, ada Batara Lattu jadi jangan mengaburkan salasilah harus yg artefak dan mendasar mohon informasi ini diperhatikan jangan memberikan informasi yg simpang siur, salam !!!
AZ Abidin dalam The Emergence of Early Kingdoms in South Sulawesi halaman :460
****
The Toraja’s and Duri’s To Manurungs
According to an oral tradition of Toraja and Duri peoples, the first To Manurung in Sulawesi is Datu Laukku’ Puang Mula Tau (lit. The first man), who descended from the sky in Rura, a place in modern Enrekang. After reigning for a long Time he was ordered by the Puang Matoa, i.e., the One Almighty God, to return to his former place, because he had evaded the laws given by Puang Matoa. With no ruler and no laws (aluk) to regulate the community, anarchy persisted and Rura people swallowed one oanother like fish.
The Puang Matoa, then, sent Puang Tamboro’ Langi’, who appeared in a ‘hanging place’ in Kandora’ located at Mt. Bambapuang. He was called Oostersche of Westersche Marcopollo by the Ducth Controleur Lanting [Puang Paliwang Tandilangi’ 1967: 23-32; 1968: 29-44]. Little is known of the governance of two To Manurungs.
Tamboro Langi’ is believed to have been an ancestor of kings in South Sulawesi, especially Gowa, Leponna Bulan or Tallu Lembanna (Toraja) and Luwu’ [Puang Paliwang tandilangi’ 1970: 41-45]. One of his descendants, Lakipadada married Batara Lolo, a daughter of the first king of Gowa and she gave birth to Pattala Merang (Karaeng Bayo’, according to the Lontara’ of Gowa); Pattala Bunga, who became Pajung (lit. Umbrella) Luwu’; and Pattala Bantang, who was a King of The Tallu Lembanna, Makale, Sangalla’ and Mengkendek.
A Toraja-Duri oral tradition describes the To Manurung as ‘devine king’ or “Incarnation of a God’ like Hindu Kings (cf. Heine-Geldern [1956: 2-3, 8-9]). Neither was he an Indianized king (cf. Coedes [1967: 37-168]) nor a kind of corporeal god (cf. Geertz [1979: 105]).
The To Manurung should more appropriately by called ‘angels’. The Bugis people sometimes referred to their king as ‘Puang Mallinota’ our visible Lord, and regarded him as a ‘vicegerent of God’ or ‘anointed Lord’ like the kings in the European Middles Ages, even though he was chosen by the Adat Council.
Perhaps the To Manurung may be compared to kings in Hinayana Buddhism, which does not recognize an eternal deity; Indra is but the King of one of the lowest heavens, the second from earth. He is no more exempt from death and rebirth than human beings, except that his life lasts longer [Heine-Geldern 1956: 8]. Presumably, a difference between South Sulawesi’s religion and Hinayanist belief is, that the former recognized only one God: Puang Matoa (Toraja), Dewata Seuwae or Dewata Sisine’ (lit. The One God).
Tabe’, ke belandaki’ atau ke jepangki’ semua kalau pengen dapat cerita yang benar mengenai asal-usul LAKIPADADA…
tabe’ karaengku ngaseng……menurut hemat saya antara luwu,gowa,bone,toraja tidak ada hubungannya sama sekali diantara 4 bersaudara tsbt. kisah2 yang kalian utarakan adalah kisah ramayana dan dewa2 versi makassar,luwu,bone dan toraja,yang merupakan pengaruh kebudayaan hindu pada saat itu. so… klu memang mereka bersaudara kenapa bahasa ke 4 daerah ini tidak nyambung alias bagaikan langit dan bumi kalau memang mereka bersaudara harusnya bahasanya sama dong…oke. jadi cerita tsbt adalah merupakan suatu manuver politik masa lalu agar para kerajaan tidak saling serang, sehingga dikeluarkanlah atau disebarkanlah cerita ini turun temurun seakan2 mereka semua bersaudara. “torang samua basudara” kita semua keturunan adam dan hawa. tidak ada darah biru semua darah kita sama, kecuali ada keturunan alie… wassalam.tq
tabe’ andi.m. dari nama anda pake nama andi’ berarti anda keturunan bansawan. tapi sayang anda mungkin cuman main copy, gelar bangsawa, seandainya andi.m. kawin dengan orang belanda dan punya anak di belanda, daerah yang anda tinggalkan yang sudah punya bahasa tersendiri dan anak anda yang dibelanda itu secara otomatis datang merobah bahasa daerah yang anda tinggalkan..apa bisa????????
Menurut sy, memperdebatkan hal sejarah hanya buang energi. Coba kalau ditanya jwbnya paling katanya sih.. a/ dari sananya. Hikayat tak lebih dari hasil rekayasa otak menyusun sedemikian rupa tuk memberi keyakinan bahwa itu kejadian sebenarnya.
ada yang tahu mengenai silsilah puang batara ga? mohon informasinya…
Mana sih yang benar ?, ada yang bilang Lakipadada dari Tongkonan Buntu Kalndo, ada yang bialng dari Nonongan ada pula yang bialng dari Tongkonan Kaero. Bingung la aku! mohon pencerahan!!!
Saudara mendila itulah yang menjadikan jejak leluhur kita agak kabur karna masing-masing tongkonan mengklain bahwa tongkonan merekalah asal puang Lakipadada. seandainya mereka semua itu keliru puang Lakipadada itu cucu dari Puang Tamboro Llangi’ salah satu anaknya pergi dan tinggal di bawa kaki gunung latimojong.dari situlah asal puang lakipadada.
dmana kira-kira dapat ditemukan artikel yang lengkap, kebetulan saya akan mengangkat tentang lakipadada sebagai suatu kajian skrissi
sislsilah lakipadada puang tamboro langi’ kawin dengan mari’ diliku ( puang sanda bili’ ) melahirkan
:1. puang buli buntu
2. puang sanda boro’
3. puang papai langi’
4. puang’ me’se’
5. puang matindori seko
puang sanda boro + Ao gading asal dari Ao’ gading melahirkan:
1. puang lakipadada
2 puang datu baine
puang lakipadada + karaeng tarralolo anak dari raja gowa
melahirkan
: 1. pattala bunga’
2. pattala merang
3 . pattala bantan
lakipadada berasal dari tongkonan di kaero di sanggala’ anak lakipadada
: 1. pattala bantan + puang petimba bulaan anak dari puang tumam buli buntu dengan manaik anak dari ambun di kesu’ dangan puang mora
dikampung kami,.. nama Ao Gading adalah nama dari Sawerigading,… mohon penjelasan…
teman-teman mohon bantuannya kalo ada yg memiliki silsilah yang lengkap tentang Puang Lakipadada soalnya saya mau cocokkan dengan silsilah keluarga saya thanks bantuannya
Lakipadada lahir di kampung Tangsa Kab.Enrekang Perbatasan toraja dan hijrah ke Sanggalla sampai besar disana..Gitu ceritanya
bisa dibagi kontakx atau sosmedx(akun fb) saya tertariik dengan penuturan anda
bisakah saudara email ke saya, siapa tau silsilah saya sm dngn punya anda.
tabe sangmane bisa minta akun fbx spaya bisa lebih enak diskusinya dsitu
🙂
puang pattala bantan + puang petimba bulaan melahirkan
– puang mentorino
puang mentorino + p. panggalo tua melahirkan :
-p. panggalo-galo
-p. timmban boro
-p. barrang .
yang memimpin sanggala’ tidak di sebut sebagai raja melainkan di sebut sebagai palodang inilahh palodang pertama yang memimpin sanggala’
– puang tambora langi’
– puang sanda boro
– puang lakipadada
– puang pattala bantan
– puang timban boro’
– puang kanna’
– puang paelean
– puang saa (pala’ mundan)
– puang pararrak
– puang pasangang
– puang manuk
– puang bandaso
– puang laso’ rinding
saya ANDI SAMPEALI RANTEALLO berasal dari tongkonan LAYUK BASSE KAKANNA (TARONGKO),,,,betul saudari qrana bandaso’ raja sangala dipimpin dengan gelar palodang,
dan perlu saya tambahkan Tarongko dengan gelar Bullu, Menkendek gelar Paetong
tapi menurut anda susunan palodang anda itu sumbernya dari mana?
karena puang Tamboro langi”yang anda katakan palodang pertama itu salah besar. Setau saya puang tamboro langi” tingal di gunung kandora mengkendek dan ke ullin toraja barat tempat ia di nobatkan. Tapi prlu anda belajar lebih banyak lagi karena istilah palodang itu sudah tidak ada diganti dengan basse tallu lembangna yaitu TARONGKO BASSE KAKANNA, SANGALLA BASSE TANGANNA, MENGKENDEK BASSE ADINNA
salama’.. Tamboro langi’ ke ullin? D nobatkan jd ap? Trus d sn beranak pinak g’? (menikah dgn sp?) Ap setelahx blk lg k kandora? Ad info g’ tk d bg? Tanks before!
Assalam alaikum, perkenalkan saya Hamba Allah Ta’ala
dr negeri seberang yang tiada apa selain fakir ilmu miskin harta…Dato Opu Lakipadada adalah Lalaki (lelaki) Gagah nan jantan dari Celebes yang dikenal orang di tanah Jawa, Andalas, Campa hingga Asia kecil. Beliaulah pemilik parang pusaka Toraya (Sudanga’) dan mahkota (Salokoa) untuk dijadikan kenang2an sekaligus pusaka buat Tomanurung+KRG.Bayo dan anak cucunya dikemudian hari sebagai Sombayya ri Gowa.
….Beliau meninggalkan Toraya dan Gowa menuju seberang untuk kemudian kembali ke asal kejadiannya. Beliau gagah nan jantan dengan pakaian kebesarannya, berbalut emas permata di dada dengan lengan menggenggam Sudanga’, bermahkota Salokoa, bermaqam di tepi laut, di ketinggian batu cadas dan rindang pohon kelapa. Beliau gagah dalam kejantanan dan tenang dalam senyuman kebersahajaan. Melalui media ini kepada Dato Opu….salam rindu seorang cucu untuk bersua kembali dan InsyaAllah suatu saat akan bertandang ke rumahmu yang sejuk, tenang dan damai di seberang sana….
bgung jg sya, bnr pa gk…pi lw toraja bugis luwuk makssar bersaudara knp gk kya org bersaudara slalu saling menyayangi.
parang lakipadada namanya dosso berupa lakbo pinai yang ujungnya patah tanda lakipadada yang tertidur saat mencari ilmu tidak mati.
Toraja tidak pernah kalah perang melawan bone,walaupun seluruh toraja kalah termasuk keturunan lakipadada yang di kaero(sangalla)tapi ada kampung yang bernama bebo’ (sangalla) yang merhasil mengalahkan pasukan kerajaan bone, dan bebo’ tidak pernah kalah perang dari kerajaan manapun makanya dinamakan “tondok patalo”
jadi sebenarnya semua yang ada di Sulawesi itu berdarah Toraja. Jadi akuilah kalo kalian itu orang Toraja.
Kami orang di Sulawesi Tengah asal usul nya dari Toraja.
Itu kata nenek dan kakek saya.
Teman saya yang dari Sulawesi Tenggara pun mengakui kalo mereka dari Toraja.
Jadi banggalah menjadi Orang Toraja
maaf sebelumnya,,,klo silsilah puang batu di sangalla (kaero),ada yg tau ga ????
ondenk, coba hub pak yusuf biringkanae dia cucu puang batu dr sangalla’
ondenk, coba hub pak yusuf biringkanae dia cucu puang batu dr sangalla’, dia punya silsilahx
Landorundun anak sulung dari Lambe’ Susu dgn Salogang
Manurung di LAngi + Puang Buntu Ri To Uai = Puang Ri Kesu
Puang Ri Kesu + Puang Ri Belo Ara= Puang Ambun di Kesu
P. Moria+Puang Ambun di Kesu’=Puang Manaek & Puang Palonga
Pabane + Puang Ambun di Kesu = Lai Ambun & Polo Padang
Puang Manaek(Nonongan) + Puang Tu Membali Buntu(omnya Lakipadada)
Puang Manaek+P. Ondoira=P. Malalun Sanda-Puang Ira-Puang Tulak Allo-Puang Pasongko’.
P. Malalun Sanda+ P. Lolon Datu= Petimba Bulaan
P. Malalun Sanda + Tirowali=Puang Kaanang-P.Batara Langi’-P.Palayuran
Petimba Bulaan + Patta La Bantan=P. Manturino&P.Pattiang Langi’
Palayuran+Lai Ne Uban=Saddona-Bongga To Salu-Pattiang boro-Tikuali-Sallo Manik-Lando Guttu-Lambe Susu
Lambe Susu+ Salogang=Lando Rundun&Bua Lolo
Lando Rundun+Bendurana=Sawerannu-Tallino-Bongga Ramba (To Mallanrea)-Rumpa Allo
Bua Lolo+Tandi Bayang= Ballo Pasange’-Batong-Pallawagau-Sangkombong-Lai Barana-Bulolo-Ranggabulaan
…………cape’ juga di’
🙂
maaf bung dian mautanya nih,, dari perkawinan Palayuran + Lai Ne”Uban = 7 orang anak, mana yang bergelar bongga to napo. and apakah bung dian kenal dengan orang yang mengetahui silsilah puan songgi patalo dari lemo dan puang songgo’I dari limbu.
Sedikit masukan, lai ne uban bernama kiding langi yg bergelar datu banua busa ulu yg menikah dng palayuran. mereka memiliki anak 8 orang. Yg 7 sdh saudara sebut, yg tdk di sebut adalah bongga to napo yg menikah dng ta’ta ri limbong,,, dst. Ini silsilah keluarga kami dari benduruk (pasang-dende).
sy anak asli dari keturunan nonongan…boleh tanya gak,,knp keturunan tdk di panggil dng gelaran Puang…???? menurut cerita orang bisa dipercaya orang toraja yg betul2 asli..pertama kali di
knp orang nonongan tdk di panggil gelaran Puang ??? tolong penjelasannya…
masukan ..bisa di selidiki orang yg pertama di toraja itu adalah orang nonongan, sy setuju dg nis…silahkan selidiki sejarahnya,pasti dari nonongan yg tertua..hhmm
Sakira tommi nene’nya semua orang Tator itu “SANG LEGENDA”, jadi tidak masuk ka’ kasian yang orang biasa…. adduhhhhh… dodong hatiku. Tapi ikut nyimak ji saja, karena seru orang orang adu argumen. Tabe’ di Puang, Andi, Karaeng, ikut nyimak cerita ini
seru..unbelieveble..nenek moyang ku yang terhormat, tersayang..u r extraordinary people…
mantaaavv……………..
upst.. Maksud saya kakek. Kakek Tamboro Langi’, red. Satu lg, ap ad nama alias beliau di ullin?? Mohon maaf jk ad salah tulis n g’ berkenan.. Kurre Sumanga’..
Kalau yg saya dengar yg juga samar-samar bahwa silsilah Pa’puangan di Toraya, berasal dari Puang Matua
1. Puang Matua
2. Puang Abua Ambuan
3. Puang Bassi Basian
4. Puang Tamboro Langi’ rampe lino sibali Sandabilik
5. Puang Sanda Boro? atau langsung
6. Puang Lakipadada dst mungkin ada yg tahu silsilah selanjutnya
Dosso atau La’bo pinai terebut menjadi warisan Pattala Bantan, yg konon saat ini masih ada di Kaero (Buntukalando)
itu mungkin versi andi M, cerita tersebut sudah bejalan ratusan tahun…dari silsilah tersebut kelihatan jika rata2 umur orang 90 tahun (orang2 tempo dolo bisa sampai 100 tahun) hitung berapa lama. Dan mungkin bukti2 sejarah masih ada.
Kajian bahasa selalu mengalami perubahan, karena pengaruh bisa dari luar bisa dari dalam. Jadi waja kalau itu ada yang berbeda seperti bahasa, tapi itu bukan berarti 100% berbeda loh…apa benar anda yakin bahasa toraja,palopo Gowa dan bugis tidak ada persamaan.
Salah satu penyebab Tedong Bulan jika lahir di Toraja tidak lama hidupnya bahkan beberapa bulan atau minggu dan langsung mati, saba’ sibasse lakipada tonna nokamo umpalambanni tasik kalua’. Saat itulah ketemu Lankan Maega (alias Burug Besar) untuk menerbangkan dia akhirnya sampai di Gowa…..(agak2 mitos)
taek na mate,.. tp buta matanna…
Maaf saudara Datu Bintoen… anda berasal dari mana?… karena menurut silsila saya juga dari turunan datu bintoen
hah….
ribut….
yang pastinya salah satu bukti peninggalan sejarah yakni “bate manurun” sampai saat ini masih bisa di liat dan masih terawat di tongkonan sa’pang salah satu tongkonan di sanggalla’.
maaf ada yang saya mau tanyakan, kenapa pada lambag Bate Manurun mirip salah satu tokoh dalam pewayangan…. apakah asalnya dari jawa…. tabe’ sala pekutanana’ mani’
tabe puang,karaeng,arung,opu,datu,palodang,basse kakanna,basse tangngana na basse adinna,,
seruh juga nih ,,,,,,ceritanya.
ohiya perkenelkan sy orang biasa2 dr keluarga kecil yang lahir dari sulapa appa dr negeri terang ,,,hehehe yang bergelar to manurung ri sulapa appa hehehe,,,,
tabe ,,,sy mo bertanya ,,,apakang nenek saudara-saudari yg semuanya diatas yg memiliki gelar itu sah di katakan raja,tomanurung dll lah,,,,
dan sejak kapan dia jd raja ,tomanurung tabe,,,,
di tujukan tuk semuanya tabe,
Saya masih ingat waktu event Toraya Mamali,.. dimana bangsawan (Opu, Karaeng, Andi, Petta, Bau, dsb) yang ada di sulawesi Selatan di undang untuk hadir… dan di sampaikan bahwa mereka pulang ke kampung leluhur mereka,.. Hal ini menandakan bahwa bangsawan at Raja berasal dari Toraya,.. Banyak dari (Opu, Karaeng, Andi, Petta, Bau, dsb) MALU mengakui klu leluhur mereka dari Toraya… dan menganggap itu tidak benar,.. kalau pun mereka membantah akan hal itu, mestinya keberatan sewaktu acara tersebut, klu mereka (Opu, Karaeng, Andi, Petta, Bau, dsb) leluhurnya bukan berasal dari Toraya… tp semua bangsawan yang hadir menerima bahwa benar akan hal itu,.. NB: Opu, Karaeng, Andi, Petta, Bau, dsb PALSU kayaknya yang keberatan. Tabe’ dich.
Tabe'”Siulu’massolanasang”,Tabe’ maddampeng riolo malebbitta’ silessurengku;Toraya,Luwu,Bone dan Goa..sebagai awal kisah yg sy dengar dari ibu/bapak yg merantau ke ujung kab.luwu palopo sebelum kami lahir..singkat ceritera ibu/bpk msk Islam zaman Pak Kahar Muzakkar berkuasa..mereka berdua di Islamkan langsung Pak Kahar Muzakkar bersama dgn Pak Andi Mappaware,Pak Andi Jemma dan Pak Andi Makkasau..kemudian kedua nya di ganti Namanya Ibu sy di ber nama :Andi Suria (Lai’Maruru Arung Ramba) Ayah di beri Nama : Andi Parira’ Datu Yanan (Parirak Bato’ Datu Yanan)..Alhasil yg saya maksudkan adalah :Belia-Belia mengatakan ke pd org tua saya “De’na matase’ darana Datu,Andi,Arung,Raja..Luwu’,Bone,Goa..narekko de’gaga Torajana…,Salam dari negeri seberang.
tabe’ ki padolo lamban ,,,
di mulai dar PUANG TAMBORO LANGI’ bergelar puang matasak I di kalindo bulaan lepongan bulan vs PUANG SANDA BILIK lahilah,,
1.PUANG PAPAI LANGI tabe’bukan pake ejaan P. PAPA I LANGI’ kesannya kaya orang BALI tabe’.
2.PUANG TOMAMBULI BUNTU
3.PUANG SANDA BORO
4.PUANG MESSOK
– PALODANG JOLO / PUANG MATASAK di KALINDO BULAAN
2. PUANG PAPAI LANGI’bergelar PUANG MATASAK II di kalindo bulaan lepongan bulan. TABE’tdk dgn ejaan P.PAPA I LANGI’ yg benar P. PAPAI LANGI’. nati dikira orang bali lagi I KETUT.
3. PUANG PARAYAK ALLO
4. PUANG PATTA LABANTAN
5. PUANG TIMBAN BORO
6. PUANG KAPU’ BORO
7. PUANG TANGMARAKIA
8. PUANG PASENO LANGI
9. PUANG TANGGULUNGAN
10. PUANG SAMPA RAYA
11. PUANG GALUGU
12. PUANG PABUARAN DOLO
13. PUANG RAYA SAMPI
14 PUANG BULLU TUA yg terakhir
tabe’pencerahannya siulu’ andi sampeali ranteallo sok makale dan mintu siulu’ku tabe’. kurre’.
asal mula terbaginya kalindo bulaan menjadi tallu lembangna……
ada yang bisa critakan tidak….
mungkin yang merasa cucunya puang bullu matua yang lebih tau ,karna dialah yang membangi kalindo bulaan menjadi 3 federasi…
1 basse kakanna – Bullu matua (Ma’kale)
2 basse tangngana – Palodang (Sangalla’)
3 basse adinna – Paetong (Mengkendek)…
dan juga asal mula palodang dolo dan palodang undi…
Sebenarx ceritax lakipada yang beredar di buku dan di internet sudah banyak di ubah oleh rakyat toraya…kalo di cerita aslix ada ikan masapi yaitu ikan yang kramat di toraya…itu sebabx orang toraya tidak makan masapi…dan nama toraya yang asli adalah tondok matari allo lili’na lepongan bulan…kata toraja itu cuma bhs indonesiax toraya…dan cerita rakyat toraya banyak sekali tapi udah banyak yang hilang.
Ada seorang wanita yg di nikai deata(setan)…dan melahirkan ne’galugu…dan ne’ galugu menika dgn deata masapi yg di liku…ne’ galugu di antar oleh ne’ayo ke liku itu…
Ne’ ayo itu t4 tinggalx di air…
By:putra yanto ranteallo…
Dimana makam Laki Padada?
Maaf kalau ceritanya kurang jelas, dan maaf kalau ada salah, dan maaf pula kalau ada yang tersinggung, Ini adalah dongeng yang saya dengar dan cukup masuk akal karena saya tinggal di Luwu Timur.
Ada cerita yang mengatakan bahwa Laki padada meninggal di Kayu Langi’, daerah yang ada di Luwu Timur, Ceritanya panjang dan saya belum terlalu hafal, tapi saksi sejarahnya masih cukup lengkap. singkatnya begini..
Laki Padada meninggalnya karena dibakar di daerah kayu langi’, dan disana dikatakan masih ada bekasnya, dimana tempat tersebut tidak pernah di tumbuhi rumput. dan ada satu lagi sebagai pelengkap bahwa ada satu darerah yang mana nenek moyangnya yang turut mengambil bagian dalam eksekusi di kutuk bahwa di daerah itu jumlah kepala keluarga tidak akan lebih dari 100 KK, dan ini mereka akui, Dan lagi karena yang membunuh Laki Padada adalah salah satu suku di Luwu Timur, maka ada mitos dari orang tua bahwa Orang toraja tidak boleh menikah dengan suku tersebut, karena kehidupan ekonomi nya tidak akan makmur. Dan ini menurut pandangan saya dalam kehidupan sehari-hari cukup terbukti dan memang sangat jarang menemukan orang toraja yang menikahi suku ini.
Atau kalau boleh ada dari keturunan Datu Luwu yang bisa memberikan penjelasan.
Maaf kalau ada kata-kata yang salah.
tabe lako mintu siuluhku solah nasang,saya smpatkn dri untuk mxnpaikn kalao kesu tmpatx tisambo kapuangan..by anto bone.
saya jg prna dengar cerita tentang Laki padada ( Ma`dika ) yaitu Laki Padada anak dari Tamboro Langi` yg menika dengan seorang prempuan yg sangat canti bernama Sanda Bilik yg brasal dari Tongkonanan ULLIN
( Tamboro Langi` adalah Tomanurun domai Langi`, anakx Puang Matua , Tamboro Langi` tinggal di awang2 ( tomak tondok ditokek tomakbanua diangini) antara langit dan bumi . krna syrat untuk menika harus tinggal dibumi maka demi CINTA dan sayangx kpada Sanda Bilik Tamboro Langi` Rela meninggalkan Rumax dari awang2 pindah ke Bumi )
mreka dikarunia 2 orang anak yaitu Laki Padada dan seorang perempuan yg langsung meninggal saat Lahir, alasan inilah Laki padada meninggalkan Tongkonan Ullin untuk mencari Hidup kekal
Perjalanan Laki padada :
1. berjalan kaki sampai jaaaaauuuuu
(buktix sampai sekarang Turunan laki padada betisx besar2 smua
2. Menumpang kerbau Bulan sampai dipinggir Laut
( buktix semua yg mrasa Trunan Laki Padada( orang Toraja ) Tidak makan kerbau Bulan )
3. Laki Padada ditolong oleh Buaya Untuk menyebrang air
( buktix sampai sekarang semua orang Toraja tidak dimakan oleh Buaya klu g percaya coba aja tpi hati2 klaiq aja saudara sudah makan Tedong Bulan yg artix perjanjian batal )
4. Laki padada kembali berjalan sampai jaaaauuuu sekali ahir bertemu dengan seseorang yg menaarkan hidup kekal dengan syrat tidak boleh tidur selama 3 hari 3 malam, namun laki padada Gagal yg ditandai dengan dipatahkanx ujung sala satu parang yg dibawa dan diikat dipinggangx
5. laki pada kembali melakukan perjalan jau tanpa dibebani kegagalan yg baru saja dialami namun krn klelahan dan capek ahirx dia istrahat , datang la langkan maega ( garuda kaliq ya ) mengambil dan menerbangkanx ke kerajaan Goa , serta meletakkanx diatas kayu dipinngir kerajaan dan persis dibawah kayu terdapat sumur kerajaan.
6 pagi hari para pembantu Raja hndak mengambil air dan tiba2 dia kaget krn dibawa sumur ada manusia sedang Tidur ( yg dilihat bayanganx ) ahirx dia plang dan mlapor kepada Raja, Raja pun pergi kesumur dan melihat langsung kejadian …………………………………………………………………………………………..
7 Laki Pada pun dibawa ke istana dan diberi MAKAN seperti crita Lauren M didepan
8 Laki Padada mengabdi dikerjaan Goa denga Pangkat dan gelar sebagai Tururnan RAJA termasuk mandampi2 ( dukun/ mengamalkan ilmu yg didapat dari orang Tua yg memberi tes untuk kabadian )
9 Dia jatuh hati kepada anakx Raja Goa, Raja setuju tpi diberi 3 syarat
1. Laki Padada harus merintis hutan seluas 1ha dalam waktu kurang dari 24 jam dia pun menyanggupi dengan bantuan Manuttun
2. Kebun yg sudah jadi kemudian ditaburi 7 bakul padi ( baktan ) , laki pada disuru memungut kembali 7Bakul tersebut dalam waktu kurang dari 24 jam , dia pun menyanggupi dengan bantuan Burung Pipit
( buktix , ada seekor burung yg mencuri satu biji baktan dan menyembunyikanx di leher bagian belakang, sehingga laki pada mara dan menyumpai burung pipit akan makpotte sokkong )
3. Laki padada disuru memili sendiri calon istrix ( anak Raja ) didalam ruangan yg sangat gelap( ruma dinagun 2 tingkat dan diisi semua perempuan remaja yg ada di kerajaan LUwu saat itu ) dan diapun menyanggupi dengan bantuan Sulio/kunang-kunang
10. mreka melahirkan 3 orang anak, berikut menjadi Raja Goa , Raja Bone dan Ma`dika Toraja yg masing diberikan satu (1) pusaka laki Padada yaitu Parang yg dibawah saat mencari hidup kekal, yg ke Toraja dengan parang yg sudah dipatahkan ujungx sebagai bukti bahwa smua manusia akan mati ( katax ada dimuseum di mengkendek )
11. anak Laki pada kembali keToraj di Tongkonan Ullin, dari Tongkonan Ullin baru menyebar ketoraja , diantarax yg saya tau adalah
Cucux :
1.Ba`na Bulawan , dikasi nama Bulawan krn Tamboro Langik ditempah dengan menggunakan sauwan sibarrung dari emas Murni
bakna Bulawan melahir Tulak Langi`dari Buttu Se`seng selanjutx Pongmanapa` selanjut Palullungan, selanjutx matasak , Arruan Bone dan karaeng,
arruan Bone melhrkn Tasik Langi`slnjtx mlahirn Palulungan, Pongmanapa`Lai` Tandi bunna(bkan nama dari Tongkonan Ullin), serta Barrang.
2.Puang Langi`
3.sambo Langi`
4.Bobong Langi`
nama keturunan Laki padada baxak menggunakan Kata langi` karna nenek mereka diyakini berasal dari langit
NB: Bukti keberadaan Tamboro Langik di Ullin adalah atap ruma dari batu, pattuktukan dari batu, dan piring dari batu ( skarang jadi objek wisata di rembon )
catatan :
* Perjalanan laki padada saya dapt dari bangku sekolah
* Kembalix anak Laki Padada ke Tongkonan Ullin saya dapat dari cerita orang tua secara turun temurun dan dari beberapa sumber semuax berbeda beda
* istri Tamboro Langi` bukan namax sanda Bilik tapi tidak ada yg tau nama itu hax gelar krna hampir semua sudut dan bagian tubunya(bilik) sempurna .
mohon maaf lw crita saya berbeda tpi ini crita yg say dapat terlepas dari benar atau salah tpi saya tetap yakin Nenek Laki Padada adalah nenek smua orang Toraja yg sudah membali Puang( menjadi dewa) akan selalu berada diantara kita melalui Tuhan yesus Kristus
salam damai
Konon ceritera dari orang tua saya nene’buyut perempuan kami bernama Bobong Langi’ di daerah Bori di nikahi oleh Puang Pasalin(P.Pasalli’) dari Sanggalla’..Alhasil lahirlah Ne’Ramba,mohon di koreksi yg serumpun dgn saya kalau ada yg salah..nene’saya pernahbilang keturunan kita tdk boleh makan tedong bulan,sebagai bukti juga kake’saya pernah dulu sekitar tahun 1960an mencoba mengembangbiakkan kerbau tetapi setiap kerbaunya yg lahir kerbau putih selalu matanya buta dan akhirnya mati.
Andre Pallow : minta contact HP / FB / WA. Ada yg sy mau tanyakan
saya kira klo masalah puang,,tidak ada yg salah,,tapi biar keturunan puang klo misalnya sifatnya tidak mencerminkan puang,,kan sama saja menciderai sifat turun temurun nene’ moyangnya,,puang sebenarnya tidak bisa di lihat dr 1 keturunan saja,,seperti ad yg blg tadi 35 lapis br sampe di kita,,yg perlu di tahu,,apa nenek pendahulu saya tidak “KARAUAN”,,sy kira di setiap daerah,bukan puang semua,,ada namanya”KAUNAN” kan,?????bukan cuma MA’dika yg ad,,ada TANA’ BASSI,ada TANA’KARURUNG,,ada KAUNAN TAI MANUK,,intinya,,SIFAT sebenarnya yang mencerminkan seseorang bisa di tahu klo dia keturunan “PUANG/MA’DIKA.
Sejarah ada karena adanya pelaku,ruang dan waktunya.LAKI PADADA adalah TO MANURUNG.
maaf sblumx, sy cucu kandung dri Puang Laso’ Rinding ataw Palodang Terakhir
sy pusing saudara b’crita di dumay yg m’prdebtkan nenek sndiri (yg merasa), trlalu banyak versi kadang ktmu dan kadang tidak, kalo merasa cucux Puang Lakipadada nda usahlah trlalu meninggikan diri untuk Gelar Puang, lagian kalo memang merasa Puang berarti tanpa terkecuali turunan dari Puang Laki Padada berarti Puang, makax untuk lebh mempererat tali persaudaraan Darah Puang cari jodoh yg darah Puang dan Kawini, jgn cari kaunan. repot bangatt…!!
Betul,,, biarpun keturunan puang klu sombong, angkuh, tinggi hati, pelit, atau gila kedudukan Bukan lagi disebut puang tapi kasede-sedean,,, kandei,,
Orang bisa disebut puang klu disetujui olh lembang lainnya,, dan daerah itulah yg punyak hak mengangkat puang,, seperti di balusu,, tapi ingat cuman dia saja, krna sdh berpengaruh dlm pembangunan, dan masing2 daerah/tiap2 tongkonan punya nama besar dari tongkonannya, tidak ada raja di toraja yang persatuan antar tongkonan,, klu raja, raja semua, anak buah anak buah semua, pa tondokan, pa tondokan smua, yah gotong royong lah,, siapa bijak n berkelakuan sosial itulah yg disanjung,, bukan lagi adu otot atau kesaktian,, mistik cukup dalam hati saja, sok jgn jadi pembualan,, maaf n salam
Bersatulah,bersilaturrahmilah antara satu dgn yg lainnya yg merasa keturunan Bangsawan dari Sulawesi di manapun berada..memang kita satu keturunan,mohon tdk berceraiberai..seperti dahulu,pendatang di Sulawesi mengadu domba antara Raja2 di sulawesi sehingga hampir hancur punah..lihat sekarang apa yg terjadi..hendaklah kita bercermin di rumpun tetangga kita..
Salam..Sy cucu Ne’Ramba dari Bori -Menetap di Kalimatan Timur.
Tabe, Keturunan padada ya kalo aku keturunan Nabi Adam As, hehehehe
klu menurut saya hal2 d atas tidak usahlah diperdebatkan karena sampai sekarang tidak ada yang mengetahui garis keturunan langsung Puang Lakipadada karena pada saat perang toraja vs bone tahun 1600an banyak sekali tongkonan yang mengaku sebagai keturunan Lakipadada demi menyelamatkan diri dan keluarga mereka jadi yang mengaku2 sebagai keturunan Lakipadada itu belum bisa d percaya…saya dari Kaero sangalla yang katanya keturunan lakipadada tapi kami keluarga besar tidak pernah mengungkit2 hal tersebut karena kami juga tidak yakin bahwa silsilah yang diceritakan turun temurun itu betul adanya.
Tahun 2011 yang lalu, saya hadir dalam acara mangrara Tongkonan Layuk Nonongan. , dimana pada kesempatan tersebut dihadiri juga para utusan dari Bone, Goa dan Luwu’ . Tongkonan di Toraja merupakan rumah rumpun keluarga, sehingga dengan hadirnya utusan dari Bone, Goa dan Luwu tersebut, berarti mereka mengakui dan termasuk dalam rumpun keluarga besar Tongkonan Nonongan. Ini mungkin tidak tertulis dalam suatu prasasti atau lontara apapun,namun jelas ini suatu pengakuan.
salam sejahtera untuk kita semua,….
Ambe’, Indo’ sia Silu’ku sola nasang, menurut sy argumen yang anda tuliskan semua itu berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing pribadi.
Memang banyak perbedaan yang timbul, namun apapun dan bagaimanapun bentuknya, baik yang merasa keturunan atau ada kaitan langsung dengan Puang Lakipadada ataupun yang hanya sekedar memberikan pendapat mengenai Puang Lakipadada, kita semua pasti merasa bangga bahwa orang toraja dalam hal ini Alm. Bapak Puang Lakipadada merupakan salah satu putra Toraja yang terkenal. Tapi apapun itu, cerita yang muncul ke permukaan dalam berbagai varian, namun sebaiknya kita tetap satu dan bangga sebagai orang Toraja.
apa arti kata la’bo pinai??
mhon penjelasanx
tabe WASSALAM..
Wah kayaknya coment saya yang pertama agak salah, karena pada saat itu beliau belum meninggal namun terbang terbawa angin ke daerah sulawesi tengah. Jadi di sana hanya di bakar namun meloloskan diri.
laki padada tinggal di kaki gunung sinaji
karna kematian saudaranya dia takut akan kematian makanya dia pergi mencari mustika tang mate(tidak akan mati)namun sebelum dia ke pulau maniang tempat di mna mustika itu berada ia pergi dahulu ke kerajaan bantaeng di sana iya bertemu dengan raja bantaeng yang pertama lakipadada meminjam tombak sakti raja bantaeng untuk menombak babi
singkat cerita seekor babi kena tombak lakipadada tapi sayangnya babi itu masuk ke tanah
karna kesaktian lakipadada ia pun pergi kebawah tanah
sesampainya di bawah ia melihat istana yg megah dengan raja yg sedang terbaring sakit dan sebilah tombak menancap di tubuh raja itu
ternyata raja itu adalah jelmaan babi yg tadi
kemudian lakipadada mengobati raja tersebut
dan lakipadad di berikan sebilah tombak yg persis dengan yg dia pinjam di raja bantaeng
kemudian lakipadada mengembalikan tombak yg iya pinjam
lalu lakipadada pergi ke pulau maniang tapi dia gagal mengambil mustika itu karna kurang sabar
tapi lakipadada belajar tidak ada manusia yg bisa hidup selamanya
kemudian iya bergelantungan di cakar burung garuda dan burung itu menjatuhkannya di daerah goa
tapi saat itu goa dipimpin oleh 4 saudara.4saudara itulah yg mendirikan kerajaan goa tapi mereka tidak menpunyai keterunan maka rakyat dan adipati2 di goa pun bingung maka bnyak timbul peperangan
pada suatu hari ada warga yg melapor bahwa ada seorang tomanurun wanita yg turun dari kayangan di sebuah pulau
para adipati itupun ke sana dan mememinta wanita itu menjadi raja
wanita itu mau tapi para adipati hawatir kalau wanita itu tdak memepunyai keterunan lagi maka para adipati itu menemukan seseorang yang juga berdarah biru yaitu karaeng bayo/lakipadada(nama yg diberikan raja bantaeng kepada lakipadada)kemudian iya di nikahkan dan mempunyai 4 anak yaitu pattala merang(menggantikan lakipadada di goa)pattala bunga(ke luwu’)pattala bantan(ke kairo sangalla’yg membawa dosso,maniang,panji kerajaan)dan yg terakhir pattala didi(seorang wanita yg menguasai kerajaan bone) inilah biasa yg disebut 3 yg pokok tapi 4 bersudara
Oo sangmane,.dau mu pamasussai to kalemu,.ia ngasangna ko raka to toraya,to gowa , to luwu,.innang sang nenek ri ki dio mai,.o sampu.
Salam sejehtra bagi kita semua. Dan salam buat keturunan2 ksatria sulsel.
Ada apa ini?
Apa yang kalian ributkan.?
Kalian meributkan masalah, masalah yang ga ada ujung penyelesaianya. Mending kt minum ballo dr pd ma si tekke.
Hihihi terhibur juga membaca artikel sodara kita ni semua, semua coment Didi tidak ada yg cocok yg perna saya dengar bahkan semuanya tidak jelas asal usul adax gelaran pulang di Toraja, klo mau tau silaka sodara jalan2 ke mengkendek( di buntu gasing) Disitulah yg digelar pa’ puangan,klo aluk todolo menymbah berhala pasti menghadap ke Gunung gasing,bukti kongkitx adalah disana klo ada org meninggal tidak bole di bulawanni, karna tidk boleh menyamai puang ri gasing,yg kedua klo ada org menunggangi kuda,dia harus turun dari kudanya dan berjalan bersama kuda,klo ada yg melanggar bakal mendapat bala’ ,ato musiba,ketiga, tidak ada org di sekitar situ yg bole di panggil puang, bisa kualat klo melanggar, bukti keempat kerbau bulan seperti yg Anda ceritakan tidk panjg umur cacat semua klo lahir,terlepas dari keturunan lakipada itu saya tdk tau, yg jelas asal muasal pa’puangan (tamboro langi’)adalah dari buntu gasing.yg wujudx belum bisa dilihat( dewa) klo disana org percaya bahwa dewa laki2 berada di gasing dan dewa perempuan berada di sinaji, olehx itu klo ada angin ribut da tangx dari sinaji biasax pasti banyak pohon yg tumgbang karna dewa wanita dikenal galak dan sadis.tamboro langi menika ke kandora diatas bukit kandora ada rumah gAntung yg tidak mempunyai tiang, seterusnya saya tidak mendalami,harap maklum, slm sangtorayan,.
klu sy cucu kesekian kalix nabi Adam as dan st Hawa
Ada berapa versi tentang tempat pertama kali Tambora Langi’ turun di Toraja, ada yg bilang di Kandora,Surakan dll yg benar yg mn yh?
Shalom…
17 Agustus 2007 – 9 Februari 2014, Panjang sekali diskusi ttg Puang LAKIPADADA ini.
Tabe komi nasang, Begini saja para Solata atapun para kawan Celebes ta. Untuk membuat konklusi akhir mengenai cerita ini, supaya tidak simpang siur dari turun temurun, alangkah lebih baiknya & mudahnya kalian semua yang berkepentingan membuat Forum Diskusi-Intensif Tatap Muka Langsung di Makassar atau di Toraja atau di manapun yg kalian mau. Karena cerita ini sudah melegenda di masyarakat Sulawesi Selatan secara khusus.
Saran dari saya, kalian buat Twitter Atau Facebook Group ka ?? agar bisa menjadi arahan dengan kajian yang lebih jelas. Dan bukan tidak mungkin dari hasil akhir tersebut kalian bisa menarik benang merah dengan membangun suatu pusat kebudayaan & Sejarah (contoh : “Lakipadada Centre”. yg memuat ttg sejarah & warisan peninggalan beserta budaya yg di tinggalkan pada masa lampau oleh Puang Lakipadada).Dan dapat sebagai situs budaya ataupun kelak menjadi cagar warisan untuk anak cucu orang Sulawesi Selatan, & secara khusus untuk Indonesia.
Itu saja mungkin dari saya…
Shalom.. Tuhan Memberkati..
Jadi toraja luwu bugis it sebernar nya satu dara?
mohon maaf kelancangan saya yg hanya orng biasa2 saja, nah saya pun bertanya dengan sejarah tanah dury enrekang yg memiliki jejak adat budaya yg mirip dgn tanah toraja, yg bahkan penghuni beberapa puncak g.latimojong, di huni oleh keturunan yg disebut pangalah, oleh masyarakat tanah duri yg samapi saat ini sebagian masih memilih tggl dlm perut gunung latimojong. sebut saja pokapinjan dan batu bolong, yg menurut orng toraja disbut puncak to moupa, bahkan kaki gunung trsbut di huni oleh masyarakat tanah duri.yg sdh hdp spert layaknya perkampungan. kalo boleh saya tahu versi toraja dari manakah kami sbnarnya. kami punya crta sendiri akan tetapi larangan dari nenek moyang kami sangat melarang utk di ketahui dari mana kami to todury, sebnarnya. mohon arahannya.
…kaluppini’…?
Ayo tentang Enrekang
Boleh juga itu kebetulan lagi mencari jejak di baroko dan duri
Apakah ada yg bisa menjelaskn letak geologis “batu borong” ada dimana?
Salam kenal saya Fredy cucunya Puang Sumbung Massora (Puang Tarongko) Makale dan istrinya Puang Lai Muda (Puang Toding Bunga) Kaero Sangalla
AYO lanjutkan diskusinya
tabe sammane, tabe anure, tabe kapolo. saya Muhammad Djamal Bulu Datu Turunan dari Sanda Boro Buntu Burrong (gunung sinaji) dan Kanna dari rante balla ulusalu serta Datu Kamanre Tjilallang Luwu Palopo selatan ada yang tanya tentang Lakipada itu adalah turunan Sanda Boro Buntu Borrong (Kaki Gunung Sinaji) jadi kalau ada yang bertanya apakah raja-raja di sulawesi selatan itu ada hubungannya saya jawab ya pasti coba baca sandi dari raja-raja tradisional Toraja Istilah Tallu Bottjona (Toraja, Luwu dan Gowa) saya perumpamakan ibarat sebuah sungai dimana ada air yang mengalir putih bersih , tak tau air itu langsung di muara tampa ada hulu kan mustahil, begitu pula silsilah ke Puangan, Ke datuan ini tentu ada bapak dan ibu baru ada anak dan cucu ibarat pohon cendana ada batang daun akar yang menjalar kemana-mana saran kalau anda tidak punya buku Lontara silahkan cari di Perpustakaan Leiden Universiti Belanda di sana Lengkap Suku-suku Budaya Nusantara ada 600.000 judul ini nantinya akan di on line kan bila sudah diterjemahkan pihal belanda jadi bisa kita akses secara langsung. tabe kapolo.
Ceritanya Jungkir Balik, Lakipadada Mengutus Anaknya Ke Luwu Menjadi Datu, Pertanyaan Saya
Datu Yang Keberapa?,
Kerajaan Apa Yang Ada DiToraja?,
Cerita Yang Masuk Akalnya Mana, Sebagai Bukti Bahwa Toraja Adalah Nenek Moyang Raja2 Di Sulsel ?
Yang Terjadi Sekarang Masing2 Daerah Mengklaim Merekalah Yang Tertua, Akhirnya Hancur Indonesia, Semua Dilandasi Cerita Turun Temurun Bukan Dengan Akal Sehat …
PAJUNG RI LUWU
Karna Kita Orang Sulsel Adalah
“WIJA TO LUWU”
Bukan yg Lain …
Salam semuanya,
Pertama; Ini bercerita sejarah ada yg menyebutnya dongeng atau mistos. Ada yg berkomentar bukan dgn asas sejarah peradaban tapi melainkan sjarah berdasar agama sekarang, sulit untuk menemukan esensi sejarah peradaban jika kita didoktrin dgn paham agama kita masing2, krn kita tidak bisa pungkiri bahwa agama datang untuk menghapus faham leluhur sehingga ketika berbicara sejarah leluhur dgn konsep dan pola pikir agama maka yakinlah tidak akan ada pembenaran krn mindset kta sudah ada doktrin agama. Jikalau ingin memahami sejarah leluhur maka bawa alam pikir anda kepada sejarah peradaban puluhan ribu tahun kebelakang…agama baru muncul kurang lbh 2500 tahun silam di dunia ini…dan di indonesia baru bbrp ratus tahun belakangan…topik ini membahas legenda yg ada sebelum ada agama masuk jd jika kta dlm mindset agama ya gk nyanbung.
Kedua; tidak semua orang Toraya adalah keturunan Lakipadada apalagi sulawesi, ini harus dipahami…
Ketiga; orang Toraja atau sulawesi sebagian adalah keturunan proto melayu yg datang mendiami nusantara puluhan ribu tahun silam, untuk menjawab suku manakah skrng di sulawesi yg tertua sederhana buka sejarah peradaban jauh kebelakang daratan sulawesi yg pertama ada yg mana? Daratan tertinggi sulawesi secara geografis adalah Toraja dan Endekan serta Malino. Jd untuk menjawab mana suku tertua ya sangat sederhana menjawabnya (tidak usah bawa ego sektoral, krn sehebat apapun anda merubah sejarah anda tidak mampu merubah keadaan geografis suatu wilayah) pelajari history altantis yg hilang.
Keempat; Tomanurun (orang yg turun/tidak diketahui pasti asalnya) ada banyak, sementara Tamboro Langi’ hanya ada 3 di dunia ini…yakni; 1) Tamboro Langi’ pertama pada saat penciptaan dunia. 2) Tamboro Langi’ kedua saat peradaban dunia di mulai dan 3) adalah Tamboro Langi’ penyempurna tatanan kehidupan yaitu pembawa aluk sanda saratu’. Jika anda mampu menembus ruang dan waktu anda bisa menanyakan itu langsung kepada Sang Pencipta (bergama belum tentu berTuhan) tatanan harus mampu di fahami (faham dan tau beda).
Kelima; Lakipadada bukan hanya berkarya di Toraja atau Sulawesi bahkan Nusantara tp di belahan bumi ini Lakipadada berkarya (Lakipadada pada belahan bumi lain menamainya berbeda, buka sejarah peradaban jauh kebelakang)
Keenam; Lakipadada Lahir, Meninggal, dan dikuburkan dimana? Lakipadada Lahir di Batu Borrong (Batu Bolong) dan Lakipadada tidak meninggal seperti manusia biasa, dia terangkat pada saat2 terakhir dia di dunia sama seperti Kakeknya Tamboro Langi’
Ketujuh; di Toraya tidak ada kerjaan krn “Puang beda dgn Raja” dalam bahasa Toraya Puang = Pemilik jd jgn disamakan antara Gelar Puang dgn Raja…Raja adalah Penguasa/Pemimpin dan Puang adalah Pemilik. Dan Puang dipilih oleh Sang Pencipta (dalam aluk todolo Deata) bukan berdasarkan keingiinannya apalgi pencariannya. Hanya ada satu Puang dlm satu generasi.
Kedelapan; kebenaran akan sejarah akan kembali pada saatnya tiba dan itu tidak lama lagi.
Kesembilan; kebenaran sejarah akan muncul dari tempat asal mula peradaban dimulai dan itu tidak dapat dihentikan dengan kekuatan apapun, berbagai daya upaya dilakukan untuk menutupi sejarah kebenaran dgn alasan politik, agama, suku, ras dan golongan tetapi jika Sang Maha mengatur sudah menentukan waktunya maka tidak dapat dihentikan, krn saat itu permulaan untuk dunia baru akan dimulai. Dan berbanggalah menjadi Indonesia krn Indonesia akan menjadi mercusuar bagi Dunia.!
Salam Dunia Baru dengan Tatanan baru.
Lakipadada Permersatu, sang Lakon baru telah terpilih dan akan muncul dgn gagasan yg dari Sang Pencipta, Sang Maha Mengatur, Sang Maha Pemilik.